Saturday, May 19, 2007

malaikat bumi

matanya menyorot tegas, menombak keliaran hati yang menatap penuh banal
ada jiwa yang menegap dari sana
lapik mata berwibawa berwarna standar hitam putih bersih
keperbawaan menyetubuhi semburat wajah nun ayu
wajah mendecakkan keterpesonaan
dari keteduhan sinar wajah keibuan di balik lembaran hijab perisai diri
sholehah
tak ada aurat menari nari
tak ada kisah lekuk tubuh
tak ada cerita erotis
semuanya terkulum kewibawaan moral
semuanya terbelenggu tradisi kesucian
gemulai badannya terjaga
kepribadian yang berjiwa
kehadirannya bak salju meniris hati
embun meneteskan kesejukan
aku hanya terpesona...
lajur hatiku bergetar
emburat lembut pribadinya merembangkan kecantikan sejati
aku hanya bisa menyapa dalam gayutan sunyi

cawan rasa

rasa mengawet di lubuk hati
ia tersimpan dalam benteng manusia yang paling kokoh
rasa cinta yang fitrah
rasa sayang yang lumrah
rasa benci yang wajar
rasa cemburu yang pantas
rasa duka yang normal
semburat rasa dari pendaman segara insani yang kaya rasa
rasa adalah mahkota hati
rasa menghablur rindu
memilin sendu
rasa merajut bakul cinta
mengukir asa yang berlembayung indah
rasa adalah misteri yang meruap dari kaldera hati


RENUNGAN

kenduri kematian


tubuh menumbuh, mati membusuk
roh menjiwa, sekarat berpamit
cantik di kulit, kan sirna pasti
tampan tentengan kulit semata
menua, melebam, mengeriput,
layu