Friday, October 16, 2009

intelektual penjilat

mereka cerdas,

mereka hebat berakrobat wacana.

mereka tenggelam dalam telaga eksklusivisme ,

bersarang di puncak menara elitisme intelektual.

mereka sibuk bercengkerama dengan dialog2 ketuhanan,

tapi menafikan realisme kemanusiaan.

mereka membincang Tuhan dan ayat2 suciNya.
akan tetapi semua itu hanyalah barisan simbol penyemarak liturgi mewujudkan lingkaran setan kemapanan.
Mereka cerdas,
akan tetapi mereka berselingkuh dengan patronase politik yg anti rakyat miskin !

egoisme

manusia tak punya kodrat bersifat egois
egoisme hanya milik Tuhan,
sebab Dia-lah yg Maha Tunggal
seorang anak manusia
mustahil memiliki sifat ini
apabila hendak memilikinya saja,
ia akan hancur,
sebab setiap manusia ditakdirkan
berkebutuhan materil dan spirituil pada selainnya
egoisme adalah trans humanisme
mengidap egoisme
berarti jalan menuju kepunahan

dia

dia membuat hidupku jadi bersemangat...

walau ada perbedaan,

namun itu bukanlah halangan

sebab ada satu kata yg lebih ampuh

untuk mendobrak kemapanan

setiap masalah yg terpikirkan

sebab cinta

adalah bahasa kejujuran

dan kepolosan...

Friday, September 4, 2009

bunga

bunga-bunga indah di taman
mewangi semerbak memenuhi cakrawala dunia
harmoni warna menahta mahkota di atas kelopak-kelopak kokoh
indah busana alam menebar lembut di atas permadani rerumputan hijau
bunga-bunga penyeimbang wajah alam yang kadang liar
bunga adalah karya keindahan, persembahan bagi penikmat estetika
indah di setiap pandangan yang berulang-ulang
sejatinya keindahan itu melekat di sana, menjadi dirinya sebagai takdir abadi
bunga-bunga yang selalu indah di mana-mana...

seperti bunga, perempuan adalah karya keindahan primordial yang ditahbiskan lewat kalimat-kalimat suci, turun dari langit...
jangan katakan tidak ketika mata menyaksikannya telah indah
mereka seperti bunga, pesona lembut yang selalu menawan hati
indah berkali-kali di atas verifikasi empiris
memetiknya adalah anugerah seperti bunga-bunga di tengah taman
sumringah menguarkan pesona mistis bagi penikmat bunga-bunga
setangkai bunga seindah alkemi cinta yang menelusup menggetarkan urat nadi dari kenikmatan kehadiran cinta, bahasa cinta yang mengembang dari percikan raut indah makhluk terindah...
kata-kata sampai tak cukup mengungkapkan semuanya...

seperti bunga, perempuan selalu menjadi objek
sebab keindahan yang melekat di sana menjadi magnet bagi segala motif, entah eros entah thanatos
celaka bagi mereka, sebab keindahannya menjadi mangsa eksploitasi di atas alas narsisme...
tubuh begitu indah, tapi sayangnya, ibarat bunga, mereka hanyalah bunga-bunga yang tersisa untuk dikomersilkan...
setiap jengkal dari ukuran fisik menjadi reduksi ekonomis...

bunga dipetik dari taman, lalu bunga itu dipajang untuk sementara waktu, kemudian dinikmati untuk separuh waktu, sekejap kemudian keindahannya dicium, dipersembahkan dalam liturgi kasih-mengasih, sampai akhirnya bunga itu dicampakkan ke dalam tong sampah sebab bunga itu telah layu...

bunga-bunga indah di taman,
o' bunga-bunga perempuan...

(Tamalanrea, 4 September 2009)

Wednesday, June 3, 2009

rezim badut

kapan pun engkau kembali
aku tak berharap banyak padamu
di akhir kata-kata yang pernah kau ucapkan
aku telah bosan, bosan seribu kali
mendengar racauan yang memikat massa
engkau hanyalah pembual yang bermuka tampan
tak berani berjuang yang sebenarnya
permainanmu hanyalah mainan badut
yang tak layak kau umbar di setengah periode zaman
aku mengutuk jika engkau kembali lagi
kutukanku tak didengar massa mu yang dikarbit media mu
aku hanyalah bocah ingusan yang menjeritkan mainan mu yang lucu
tak sempat aku menikmatinya sepuas engkau akan memerah bangsamu
di ketiak jaman sudah aku memedih
berkabung atas nama jutaan leluhur
yang telah kau khianati sedari dulu

Wednesday, May 27, 2009

tanah pusaka

maluku tanah pusaka
tanah bersejarah yang terlupakan
jazirah al-Mulk
mewangi rempah cengkeh pala
sebelum perambok eropa berdatangan
malapetaka kapitalisme datang
berabad-abad terjajah
di bawah hunusan pedang
moncong meriam
dan ancaman ekspansi misionaris salib
kapitalisme dagang telah hanyut
kini neo-kapitalisme memainkan harga
lewat angka-angka ajaib di bursa uang
sampai cengkeh pala tak punya harapan

Monday, May 18, 2009

mahasiswa dan polisi

mahasiswa punya idealisme
polisi punya represifme
mahasiswa digerakkan oleh ide
polisi digerakkan lewat komando
mahasiswa kurus, makan untuk akal pikiran
polisi gemuk, makan untuk berotot
mahasiswa bergerak tanpa digaji
polisi dibayar pakai uang rakyat
mahasiswa punya kebebasan
polisi adalah robot
mahasiswa punya eros
polisi punya thanatos
mahasiswa pembela rakyat
polisi pembela penguasa
mahasiswa bersenjata kata
polisi punya senapan
mahasiswa melawan penindasan
polisi melawan kebenaran
mahasiswa bersama rakyat
polisi penembak rakyat
mahasiswa agen perubahan
polisi agen status quo
(Tamalanrea, 8 Mei 2009)

waktu

waktu begitu cepat berlalu
kian detik mendetik
hari berganti
pagi ke malam dan malam berganti pagi
poros kehidupan berputar cepat
apa yang sudah aku perbuat?
tak disadari usia menanjak tua
masa kematian mendekat jua
sementara karya kehambaan belumlah ada
waktu berbirit dipandu belaian takdirnya
titah khalifatullah masih dieja
mungkinkah jiwa yang dikalungi nafsu mampu membalik haluan?
jalan lempang di jalur sunyi
melepas jerat melompati jurang kegelapan
mengharap untuk secercah cahaya
bagi terang jalan kembali
waktu yang amat sakral
takkan boleh lepas pabila karya cinta belum terpahat
memasrah untuk keabadian

Pilihan

beberapa pilihan di depan mata
membingungkan hasrat yang tergulung dilema
aku bukan pemilih yang piawai memainkan telunjuk dan eksekusi kata
hingga beberapa masa kubiarkan mengambang
tak punya simpul kepastian
pilihan tentang baris-baris nama yang kulukis pada kecipak air
wajah-wajah pribumi yang terpacak menjadi kenangan
harap tak pasti kuumbar di tapak waktu
demi sebuah pilihan yang merisaukan seluruh dunia
ingin aku teriak bersama gemuruh hutan pinus
siang ini...

Konflik

konflik adalah kenyataan hidup
karena pluralitas sifat kemanusiaan
menjadi kodrat dari Yang Kuasa
kehendak manusia dan pilihan bebas
hidup menjadi arena bertarung
sementara manusia berperang dalam oposisi nilai
demi apakah gejolak membara tersulut di bumi?
manis dan pahit dua sisi ketegangan
hendak menuai kuasa dalam keributan masa
sumpah kutukan alam keronta
menyimpan bukti-bukti kebengisan manusia
darah dan air mata mengisi lekuk bumi
meniris membasahi puing-puing peradaban
senjata dibikin untuk memusnahkan saudara
cinta menjadi barang pajangan pencari laba
manusia melupakan cinta yang menjadi nafas dunia
istana-istana kekuasaan terbenam dalam lumpur formalisme
yang menggadaikan hakikat cinta bagi keping-keping kenikmatan hawa nafsu
kaum-kaum lemah yang mewarisi cinta menjadi korban pengemban leviathan
mereka tersedak di kolam pemusnahan
(9Mei 2009)

Masa depan

Masa depan manakah yang hendak dinikmati?
jikalau batas-batas kenikmatan telah musnah oleh mesin hasrat di dalam badan
masa depan dicandra dengan segenap daya kehidupan
padahal ia selalu tak seindah harapan
masa depan tak bedanya masa kini
penuh kecemasan dan huru-hara
ia bukanlah istana megah dengan taman indah penuh bunga
ialah teka-teki kuburan dan hawa nafsu
sebuah bingkai dari pergulatan yang tanpa nama dan tanpa sinar terang
berkjengkal-jengkal masa telah lewat
masa lalu terkubur di tanah berjejak
jejak yang menandakan kemajuan setiap safari eksistensi
retak-retak bumi adalah prasasti
bahwa langkah-langkah telah lama menatih masa
sampai pendulum waktu berhenti mengutub
masa depan tak sekedar proyeksi mimpi mengenal dunia
(9 Mei 2009)

Menulis

malam ini pikiranku tersundut masalah
karena daya pikirku jebol lumeran beban hidup
bersengkarut dalam batok kepala mencari muara
aku menulis sekedar memijit sulur-sulur saraf yang nyaris beku
menulis untuk relaksasi

(8 Mei 2009)

Mahasiswa

suara mahasiswa berkobar sepanjang masa
kirimkan mimpi buruk bagi penguasa tiran
siara yang diredam dengan pentungan
suara yang takkan surut oleh brutalitas aparat bersenjata
mahasiswa pejuang nilai kebenaran dan keadilan
tak pernah puas dengan tatanan timpang
melawan adalah perbuatan sejarah
untuk kibarkan panji Tuhan Yang Maha Benar

Tuesday, April 21, 2009

stop ideologi

kawan, berhentilah berkoar
kalau yang engkau inginkan adalah darah dan cabikan dunia dari lipatan edeologi
sebab dunia telah mempat dengan tawaran ini itu yang tak kunjung usai
dunia terlalu tak sempurna
marilah kita bicara cinta
yang terlepas dari dogma, dari hukum, dari sekat-sekat dan diskriminasi berlabel teologis
marilah merenda kain kemanusiaan yang hanif
suci tanpa kebohongan dan penindasan

kawan, ideologi itu candu
bebaskanlah dirimu darinya...
racun yang membinasakan akal sehat
dan pilihan bebas...

Sunday, April 5, 2009

apa guna

apa gunanya negara didirikan
kalau rakyat tetap miskin dari dulu

apa gunanya presiden dipilih
kalau nasib bangsa seperti ternak perah yang wajib membayar rumput yang dimakannya

apa gunanya pemilu diadakan
kalau hanya untuk politisi busuk berkibar di parlemen

apa gunanya agama kita peluk
kalau hanya menngkhotbahkan candu yang mengalienasi

apa gunanya iman di dalam hati
kalau hanya menjadi sarang egoistis yang membuat kita lupa pada tangis perut dan air mata darah

apa gunanya cinta
kalau cinta itu membuat kita diperbudak nafsu

apa gunanya partai politik
kalau kerjaannya menipu rakyat melulu


selalu sedari dulu...

Friday, April 3, 2009

buat kamu

baiklah ...
kata-kata ini
akan menebus
janjiku yang baru keluar

buatmu ...
kupilih satu dua kata
walau aku tak selalu
percaya pada bentuk
dan warna gincu

masih yang dulu
kegilaan bukan kutukan
dan engkau pun
seperti tiras koran
yang mengabarkan angka
dan jatah upah

hidup begitu suram
buat aku

Wednesday, March 18, 2009

rindu pulang

di tengah kawah pertapa
gelap di bawah tajuk lebat

hanya cericau burung dan nyanyian kadal gunung menemani sunyi
lobang-lobang batu menyiratkan kesuraman

sementara langit yang cerah di atas dedauan eucaliptus
menyengir perlahan disurut awan yang berarak cepat

udara sejuk menirapkan lecut rasa yang telah tertawan
desauan angin dari sebelah punggung cadas meradangi luka dari raga yang dilumat masa

hingga lumut-lumut kerak yang menyungging di lekuk karang tak sabar menyeletuk kecut
meronta atas kegilaan yang ditarikan jaman yang lupa akan kodrat dan selaput maut

merinding dalam sepi di kolong langit yang tengah ekstase
kawah yang mengendapkan ego diri menyulang takdir

dari anak adam yang rindu pada hamparan ilalang
demi kasih-Nya yang langsung tanpa kata

Tuesday, March 17, 2009

pulang

diantara yang hendak pulang
kakiku mengayun pelan menatih bumi
melangkah aku inginkan pulang
menjumpa Dia yang selalu aku cemarkan nama-Nya
sisa harapan kukumpulkan di tepi kali keabadian
mengharap ampunan dan secuil maaf-Nya

tiap saat kudengar bait-bait purba
menggurindam tentang peluh langkah peradaban
berlapis generasi mengurai tembang
tentang peradaban yang memoles duka,
mewarnai dendam dan mengobrak-abrik alam yang turut tersayat
sampai pada kulminasi genting deklarasi ketiadaan jalan pulang
nihilisme bagi eksistensi yang tengah menjadi

dendam tercabik di paruh waktu
lalu jalan pulang tinggal bualan
dari manusia separuh mesin
yang lupa pada panggilan cinta

oh...

Thursday, March 12, 2009

jalan pulang

laksana sebutir keong merangkak di tengah jala nelayan
yang membentang di tengah padang gersang,
arahku terhijab selaput keras bernama ego

sekian tapak aku jejaki di tanah tanpa rumput segar
lupa apa aku pada diri sendiri yang tercipta fana?

sementara luka batin makin dalam teriris
hati yang membatu tak ditembus cahaya
rupanya aku tengah dalam ketaksadaran candu

sampai kapan lagi langkah ini tak menentu arah?

aku butuh jalan kembali menuju kebun hijau
tak sekedar metafora langkah hendak kupulang
ingin menyungkur memohon setitik cahaya dari-Mu
yaa Ilahi Rabbi...

Thursday, March 5, 2009

kabar tak ada

beberapa hari menghilang
kabar tak ada

mungkin sebabnya
yang payah di aku

kata-kata kubuat
untuk kau baca

sebab beberapa hari
telah menjadi hening

awan putih tak lagi muncul
cerita hujan telah lewat

mungkinkah ini menjadi tanda
tentang titik balik yang hiperbolik

kata-kata ini kubuat
untuk kau tahu

sebab aku mencoba mengerti
tentang arti kematian

kematian dari jiwa
yang membawaku ke kawah murka

aku lah racun
yang telah kau pilih

nelayan di kampungku

aku teringat nelayan
di kampungku
yang perkasa
membelah selat
yang tak selalu ganas
di bibir seram dan bumi lease
subuh-subuh yang sejuk
mereka siap kembali
dari langgam rejeki
menjumpai anak
menemui istri
memutar roda hidup
yang merutin
sebagai nelayan
petarung yang terlupakan
di sudut negeri

Friday, February 27, 2009

Ragu

aku selalu ragu
ragu ini menggiring pada jurang
jurang yang menganga siap melahap
para peragu seperti aku
yang punya sikap tak kukuh

aku menjadi peragu
rupanya bukan karena
hendak menjadi Descartes
namun aku meragu
sebab aku tak sekokoh prinsip dalam ide

aku telah meragu
keraguan mendongkrak aku
dari kenyamanan semu
berpelanting tak tentu
sampai aku remuk

aku yang meragu
di saat ubun-ubun di bawah terik
menerawang mencari titik
yang sampai kini tak ku petik
luka budi tak bertepi

Saturday, February 14, 2009

14 Feb?

kasih sayang
di setiap hari
tak mesti
di satu hari
tempat orang
berjudi nafsu

kasih sayang
itu suci
lahir dari
hati yang suci
tak mesti
di hari khusus
tak mesti
di 14 Februari
yang punya
distrorsi makna

kasih sayang itu indah
bertumbuh di taman hati
meruap wangi
yang abadi
universal 'tuk semua umat
kasih sayang
untuk semua
sebab ia
tertiup dengan
titah cinta

kasih sayang
itu bening
seperti air
di bumi coklat
yang menjadi hijau
percikannya
memberi hidup
dan warna sejuk
bahasa cinta
dari Yang Bertahta
di arasy cinta

Saturday, February 7, 2009

sakolah

nenek berpesan
bahwa aku harus sekolah
untuk menjadi manusia
bukan semata menjadi pintar
tapi sayang sekolah-sekolah
hanya bisa memberikan aku
makna usang tentang sekolah


kakekku membisik suluh
bahwa keselamatan harus digenggam erat
genggaman cinta lewat arti pengenalan
pengenalan tentang kepasrahan kepada-Nya
sebab keselamatan takkan pernah didapat
dari tempat yang hanya mengendus laba
dan menggelembungkan buih pongah
di sekolah

bapakku punya nasihat
yang bagiku amat sakral
ketika aku hendak berangkat
tentang arti kesabaran
kesabaran di kala dunia tengah menggila
kegilaan yang tengah menelusup ke pedalaman jiwa manusia
serta menjebaknya di keranjang bumi
yang teramat dekil
dunia produk sekolah


nenek bilang
menjadi manusia tak segoblok mesin
sebab manusia bukanlah rongsokan besi
yang bermetamorfosis a la Nowton dan Francis Bacon
manusia bukanlah baris simetri
dari lajur pikir tak sampai pasti
manusia esensi cinta
bukan besi bukan belati
bukan seperti orang sekolah


kakekku bilang
belajar itu di mana saja
sebab ilmu tak sebatas bangku sekolah
yang saat kini amat mahal biayanya
dunia sekolah dunia mencari harta
siapa berharta dia ke sekolah
dunia sekolah dunia feodal baru
bagi si miskin tak boleh sekolah


bapak punya nasihat
bahwa sabar adalah senjata
kala hidup h dibajak tiran
tiran dari komplotan besar yang tengah berkuasa
kekuasaannya adalah mimpi buruk
dan mimpi buruk selalu datang menjenguk
di kamar tidur rakyat miskin penghuni bumi
yang menjelempuh remuk
remuk oleh perasan rezim pasar
yang tangannya mencengkeram dunia
rezim modal yang sibuk menguras pesona selangkangan
dan mengirimkannya menjadi kado gentayangan
di jendela-jendela jiwa manusia

ibuku bilang
menjadi manusia tak sedangkal menjadi sarjana
sarjana dari dunia proses yang tampak prosedural
dunia sekolah dunia kita sekarang

Friday, February 6, 2009

sepi

jangan,
janganlah kau sumpahi nasib
yang cepat meruap sirna

jangan,
janganlah kau sobeki takdir
yang menggilas perhitungan

aku bukanlah pelukis nasib yang piawai
aku hanyalah pecundang takdir

suratmu aku tunggu
takdirmu bukan sulapan
kini aku tergugu dungu
menanti kabarmu yang dulu

maaf kupahat
di kedua garis langit
sepi di kolam nasib

Thursday, February 5, 2009

milad HMI

5 februari milad HMI
62 tahun usia sepuh
semenjak 1947
era revolusi
organisasi mahasiwa islam
yang kini besar
dengan jumlah kader banyak
membentangi penjuru barat sampai timur Indonesia
hampir setiap kota
ada HMI
sudah banyak yang tersumbang bagi bangsa
lewat kader hijau hitam
ada sumbangsih tak terkira jua
ada pula kader-kadernya yang terbukti korup
yang ikut membawa bangsa menuju kebangkrutan
tapi di usia yang cukup senja ini
apakah HMI bisa berkiprah konstruktif lagi
sebagai solution maker bangsa
yang tengah dirubung krisis multimasalah ini?
PR besar tengah menanti
di pundak kader-kader progresiflah amanah itu
bisa terbawa
tentu saja kader progresif yang punya integritas
sebagai intelektual bermoral
ulil albaab
panjang umur HMI
sejahteralah bangsaku
semoga usaha sampai

bocah kumal

seorang bocah kumal
di umur sembilan tahun
terhimpit rongga perutnya
oleh karung pengisi sampah
di sela gedung kampus merah

bocah sekecil itu harus bekerja
membantu orang tuanya berhari-hari
karena roda hidup mesti mengguling
demi sesuap nasi yang semakin mahal
di kota ini

bocah gesit berwajah dekil
proletar cilik di kandang urban
ia tak sempat mengecap sekolah
karena tempat itu teramat mewah
bagi si bocah yang secepat itu
ikut membanting tulang

Na

aku tergerabak di pagi buta
oleh resikan lembut
yang menyapa

dia meniupkan mantra
pada diri yang telah payah
mendupaki segala mimpi

dia mengulurkan tangan
saat aku tengah terondol
dan frustrasi di kolong langit

dia menawarkan senyum
kala pikiranku tengah skeptis
menyumpahi hidup

dia mengajakku bercanda
ketika ruang batin tengah gersang

dia yang memberiku rasa
ketika selaput rasa itu
telah bernanah

damailah muslim maluku

basudara e...
tahan-tahan diri jua o...
masa' katong seng malu par dunia
di sana basudara muslim Palestina
sedang berjuang melawan Israel
tapi di sini katong sesama muslim Maluku
baku bunuh

basudara e...
tahan-tahan diri jua o...
coba katong baca sejarah lagi
di provinsi ini di mana-mana
selalu saja muslim-muslim yang berkonflik
sesama tetangga negeri
baku bunuh

basudara e...
tahan diri jua o...
Hitu-Wakal, Hitu Lama-Hitu Mesen, Pelauw-Kailolo, Kabau-Kailolo,
Rohmoni-Kailolo, Banda Eli-Kailolo...
selalu sesama muslim katong baku serang, baku potong, baku teror, baku tembak, baku bom
sampe' sekarang

basudara e...
tahan-tahan diri jua o...
mau sampe' kapan akang bagini tarus...
lihat orang nasrani aman-aman saja
dong kehidupan, dong pung sekolah, dong pung kerja seng terganggu
mangapa katong sesama muslim
tarus baku musuh?

basudara e...
tahan-tahan diri jua o...
atas nama ukhuwah katong samua basudara
atas nama Allah ta'ala mari katong berdamai jua
untuk Islam jua lah katong bapegang tangan satukan cita-cita
atas nama kemanusiaan mari katong bicara dengan cinta
sudah jua abang
sudah jua oom
sudah jua wate...
kay puna ma'inyo eya wa'a reha basudara
ehenala Islamu ekuhu eke Maluku o...

Wednesday, January 28, 2009

awalnya

awalnya tak begini
aku mengenalmu beberapa ikat bulan lalu
selembar potret mata bening

awalnya tak begini
aku mengakrabimu di penggal musim hujan tahun lalu
sikapmu yang membuat aku terjompak liar menendang langit

awalnya tak begini
aku begini gagu tak mengerti sebuah ketidakrasionalan yang menindih
selalu merasa revolusi sedang melata dalam darah

Sunday, January 25, 2009

cerita tentang hujan

cerita tentang hujan
di pangku sore dan pagi hari
ketika kolong langit dirudung sendu
di bulan januari

cerita tentang hujan
pada titah suci yang berkitar di padang jiwa
saat rindu merajuk gunung
puncak haru memetik mimpi

cerita tentang hujan
pada gelayut putih yang menirai langit
saat dingin meremuk rusuk
ada setangkup kangen di titik bening

cerita tentang hujan
pada imaji liar yang meraung ganas
bebas berlarian di bibir kawah kutukan
demi memetik rindu dari edelweis yang tengah mekar

cerita tentang hujan
dari kupu-kupu yang terbang mencari pucuk
saat gunung dan pulau-pulau mematung bisu
meningkahi sayap putih yang merentangi dua hati

duka negeriku, dukakah maluku?

dendam merubungi dada
pikiran waras enyah di ketiak
parang berbicara
saudara membunuh saudara

teror merajalela
maningkamu tutup buku
senjata menderum
Pelauw dan Kailolo perang lagi

bara luka kini tergorek
dendam satu dibalas dendam lain
bageti meledak, kelewang bersambut
muslim-muslim meregang nyawa

amarah beranak pinak
barisan korban telah mengiris sejarah
kini negeri-negeri itu masih berperang
mengubur kemanusiaan menanam kesumat

kabar buruk menubruk sukma
merobek-robek titah kasih sayang
negeriku dan negeri saudaraku
tenggelam di kawah permusuhan

Thursday, January 15, 2009

pekan neraka

pekan neraka
bagiku yang sedang hancur
jiwa tersundut nar
jadi tembikar
keras membatu
jauh dari nur
susut melepuh
pekat menjelaga


pekan neraka
bagiku yang tengah sekarat
rapuh menjelempah
tengadah mengepul sukma
ruang batin jahannam
buih-buih meriak
berpelantun dalam dada
bercat gosong

pekan kutukan
tanganku meraba-raba
ingin lekas aku terjaga
dari mimpi buruk
yang bikin mampus
ingin segera kutemui dia
yang puasa jemari
di pekan ini

mati lagi

jam dinding menderum
langit pucat di celah loteng
urat-urat mengejang
nelangsa
mati

tak berguna nafas menyemprot
toh diri ini telah sekarat
dibawa ke simpang asa
hancur semua
neraka

izrail kutantang segera
jiwa bertanduk iblis
hidup telah percuma
hitam memerah
aku mati

Wednesday, January 14, 2009

mati

kematian selalu datang dan pergi
membawa mantra-mantra aneh
yang tak bisa kurangkai dengan lajur-lajur bait
ia datang dengan sebilah belati yang haus nyawa
tegak harapnya memanen maut
mati harus disauh
suluh-suluh jiwa lamat-lamat padam
gelap menatap
semua sirna tanpa ruapan warna
berkali-kali mati
hilang entah kemana
bau busuk dari jiwa yang amis
yang hanya mengonggok rupa semu
mati berkali-kali

tahu

kini kutahu
bahwa aku tak tahu
aku pasti

kini kutahu
bahwa aku salah
aku pasti

kini kutahu
bahwa aku tak pasti
itu pasti

Sunday, January 11, 2009

bening

hari ini hariku putih
putih seputih langit di atas sana
di ujung daun-daun pakis
yang segar bermandi hujan
sore ini

hari ini hariku putih
putih seputih awan
yang tak kelihatan berarak
mungkin dikulum badai langit
seharian

hari ini hariku putih
putih seputih sagu tumang
y
ang diseduh dengan waelapiya
s
edari dulu sampai kini
lumbung orang lease

hari ini hariku putih
putih seputih pandanganku yang kosong
hanya diam selalu selalu diam
karena hatiku inginkan yang putih mengitar
hati bening aku rindu

Wednesday, January 7, 2009

warna

Kebenaran
yang terpacak lewat bendera ilmu
yang berkibar ria
dan semburat hikmahnya dari rajutan benang-benang indah
senantiasa bergetar-getar di muka bumi
oleh para perindu kebenaran
Monumen cinta
yang tiang-tiangnya ditegakkan
sebagi tanda keteguhan asa
Asa dari keteguhan prinsip jiwa
merindukan iluminasi 'cahaya' Al Haq
Tiang diantara tiang-tiang
Mereka punya warna
beraneka rupa bercengkerama
dengan maqom-maqom kebenaran
Kebenaran bermacam-macam rupa
tertulis dari warna
dan kilatan simbol-simbol hikmahnya.
Aneka dalam pusaran wihdah...

Sunday, January 4, 2009

tragedi kampus merah

di jalanan depan kampus merah mereka berjejer
pukul sebelas jelang tengah hari di bawah siraman hujan
berpuluh mahasiswa membentuk simpul lengan
kiri kanan mengait-ngait siku
siap menantang siapa saja yang akan mengganggu ritus ini
ritus yang sudah tua dari nenek moyang pergerakan masa silam
anak-anak muda dari kampus yang sedang berhelat ujian akhir semester harus turun ke jalan
meneriakkan ketidakadilan, mengutuki kezaliman,
menendangi bokong rezim negara yang telah menjadi boneka modal
barisan itu berjejer di belokan depan pintu kampus
mereka mengamputasi kesibukan hari itu,
memberi isyarat darurat buat warga pemakai jalan
bahwa hari itu dunia tengah dibelokkan ke dalam mulut naga yang ternganga lapar
alamat celaka bagi rakyat marjinal di bumi kaya tapi miskin ini
indonesia tanah air para pemodal
langit hitam pekat seolah turut menangisi ironi dunia
ia mencurahkan duka pilunya sekuat hati karena jutaan umat yang telah diberi khianat
tak kuasa menatapnya dari atas sana, sebuah negeri dengan berlapis-lapis kisah pilu manusia
lalu jarum jam mendetak cepat...
waktu berlari terbirit-birit dikejar harapan-harapan ratusan mahasiswa
yang tak sabar menunggu pertarungan yang menggemaskan
megafon meraung-raung...
teriakan-teriakan berkobar
membakar semangat para laskar rakyat
yang hanya 'memanggul' pena
lahar panas berkecamuk di balik kaos oblong dan kemeja,
dingin pun urung berkemul lama-lama
satu dua jam menunggu...
dan yang dinantikan pun tiba
segerombolan pembunuh yang mengenakan seragam coklat tahi kuda
alat negara yang bahkan pakaian dalamnya pun dibelikan dari keringat rakyat ini menyerbu kampus rupanya hendak membunuh anak-anak muda yang bersemangat itu
seperti mau menumpas para kriminal narkotika dan teroris saja
pentungan penangkis batu di depan lalu senjata terpacak di pinggang, tak lupa intel-intel berbadan gempal rambut gondrong mengirimi teror di barisan samping
semuanya menyerang...
baik polisi baik intel menyerbu ke dalam kampus seperti gerombolan iblis yang tiba-tiba lupa aturan
kampus dikira sarang penyamun
bentrokan pun terjadi
kejar-kejaran
batu beterbangan
lalu...
pasukan berseragam tahi kuda itu semakin mendekati rektorat
mahasiswa yang tak bersenjata bedil dan revolver itu hanya bisa bertahan dan terus mundur
polisi mendesak masuk terus merangsek dengan semangat alat kekuasaan
tiba-tiba...
kebiadaban pun terjadi
mahasiswa yang terjebak kerumunan saat mundur ditangkapi dan dianiaya
mereka dipukuli, diinjak, diseret, sampai babak belur
lalu ditawan seperti gembong perompak di lautan tanduk afrika
sungguh pilu ...
alat negara alat kekuasaan alat penindasan alat kebiadaban...
sebuah pembodohan serius yang terbit lewat Undang-undang Badan Hukum Pendidikan
dikawal oleh alat-alat ini seperti marsose kompeni mengawal kebijakan kultuurstelsel di jaman kala moyang-moyang kita diperas habis-habisan oleh penjajah eropa
penindasan secara sistemik oleh negara atas rakyat yang tak berdaya lagi
berulang-ulang kali lakon drama ini mementas di alun-alun negeri
negeri yang tiang-tiang rumahnya bahkan telah lapuk akibat lignin-lignin mengkilapnya telah dikeruk habis oleh serangga-serangga tengik yang sayap dan siripnya mampu mengantarkannya melintasi negara dan benua sebagai agen transnasional dan multinasional corporations
agen kapitalis dunia
pemerintah tak bedanya nyonya genit yang doyan mencari selingkuhan para pemodal buncit
ia bermain cinta di luar sana
sementara di dalam, seolah-olah sebagai lembaga yang paling terhormat di negeri ini
akal sehat dan logika sadar sudah tak bisa menolak arti perlawanan mahasiswa
bahwa bahasa mahasiswa dan perlawanan rakyat yang selalu terbungkam oleh alat kekuasaan, alat mati, alat teror, alat peot, alat bonyok itu sudah takkan bisa lagi terbendungi
ingat..!!!
kebenaran akan selalu menang...
sementara ketidakadilan dan kezaliman harus tekuk di bawah hentakan semangat juang kaum tertindas
rakyat harus menang...
kemenangan yang bukan seperti jargon-jargon palsu para caleg pemilu itu

hari itu...
17 Desember 2008
hari ketika pendidikan Indonesia telah sekarat
digorok dengan pedang damocles yang bermata dua
rezim SBY-JK

hidup mahasiswa...!

Thursday, January 1, 2009

buta...

aku mengenal dia
baru setahun lalu
jabat hangatnya yang pertama
dengan segumpal senyum
pada suatu sore di pulang kuliah
saksi jalanan kampus tua kota juragan

aku baru mengenal dia
ketika bulan di umur sebelas
gadis lucu dengan suara yang amat lembut
telah dia pasangi seutas jerat yang menyimpul di kedua tangan
lalu mata ini telah tertutup, aku seperti orang buta
tertawan ke seberang sana kampung melayu

belum lama aku mengenal dia
gadis pemilik kerudung biru muda
dengan syal coklat menjuntai dari bahu
hatiku dibuat meriut
kala menatapnya dari lorong kesadaran
pualam wajah yang menggemaskan naluri falus
sore itu

Wednesday, December 31, 2008

palsu

dunia tidak adil,
politik tinggallah pelatuk yang mengabsahkan berjuta orang meregang nyawa
palestina, o' palestina...

dunia memang kerdil,
lembaga sejagat hanyalah nyonya meneer yang tetap membisu di depan bendoro feodal
racun tengik...

dunia hanyalah akuarium,
di luar terlihat indah, di dalam penuh kekangan dan penderitaan
korban tata dunia bejat...

Wednesday, December 24, 2008

dia

awalnya tak sengaja kujumpai dia
perkenalan yang biasa saja
tak ada rintik hujan, tak ada kembang melati
panas mentari tetap biasa, kucing mengeong pun biasa
lalu roda waktu berputar, aku berhembalang tanpa arah pasti
tak ada oase tempat aku menambatkan penat
pencarian yang nyaris tanpa arti
pasrah kuturuni lembah suram
di punggungku kengerian batu cadas
bekal hanyalah pucuk-pucuk angsana
mungkinkah itu? sangat mungkin karena
ini hanyalah dongeng biasa yang kadang
menjadi basi, selalu diulang, mau lagi diputar ulang
dongeng dari imaji para pencari
kutemui dia di tengah gunungan sampah,
di ngarai angker, di keramaian pasar, di sekolah-sekolah biksu
dia yang tak mau disebut namanya karena menabukan sombol-simbol
peri yang tak bertongkat, biksu yang melukis parodi di kanvas kuning
imam yang mengangkat megafon di jalanan menombaki tiran dengan ayat suci
lalu aku hanyalah pencari yang selalu mengembara
sahara di tanduk hitam kugoresi, lalu ingin kusapa murid Dalai Lama yang teguh bersemedi di ketiak himalaya dan Aung San Suu Kyi di rumah sekap...
dia yang menjadi metafora tak pernah lekang dalam rinai jiwaku

puyenk

dia yang baru aku kenal
tingginya semampai
bodinya aduhai
matanya indah
menawanku dalam pekatnya kabut pagi
pikiran warasku terjerat
jiwa terpilin benang-benang putih
merajut dalam hening
mengepakkan sayap menusuk atap mimpi
dalam mabuk indah para darwis
menggumam syatahaat dari lengkingan burung attar
terbang meninggi berarak kepulan nujum
telah beribu doa kupanahkan ke langit
demi memagut bibir indah itu
demi kupetik kuncup yang baru mekar
aku mengenal dia di kampus hijau
wajah indah merembang pesona
tapi haruskah aku menjadi maniak tubuh?
penikmat rona pipi tembam, wajah imut dan manis itu?
o' begitukah rasanya menjadi lelaki
yang mengokang tegaknya jati diri dengan nalar kelamin?
hu... hu... huu...

Sunday, December 14, 2008

hukumku hukum kamu

kemarin kau bertanya, aku menjawab tak tahu
kemarin kau menuduh, aku tak bergeming
kemarin kau mendakwa, aku tetap begini
kemarin dan hari ini aku menang
besok pula akan aku beli semua tuduhmu

mulut pintarku mampu melipat-lipat
akalku jalan, siapa peduli mereka
aku bukan bunga bangkai
yang mudah kau rajangi kenalpot busuk
aku hanyalah pembeli yang enggan diusik

hukum adalah permainan
tempat aku berselancar bebas
dengan duit aku di atas angin
karena dengan mudah aku menyumpali mereka
yang katanya punggawa hukum itu

Friday, October 10, 2008

politisi busuk

aku heran
ada orang berbondong-bondong
hendak menjadi wakil kita di parlemen
padahal mereka itu banyak pemain lama yang sudah terbukti gagal
dan telah nyata aib busuknya sebagai perampok harta rakyat

aku heran
mereka menebar iklan basa-basi indah
sok satria penyelamat dengan jargon-jargon palsu
janji ini dan janji itu lalu janji terlupa di gedung dewan

aku muak
melihat orang-orang yang sok elitis feodalis tai kucing
katanya demi rakyat demi orang banyak
nyatanya demi dia sendiri demi keluarganya
bulsheett...

ayolah rakyat yang hidup sama susah sama sengsara
jangan pilih politisi busuk yang kerjanya rampok melulu

Thursday, August 21, 2008

ternyata bapakku koruptor

memang enak jadi anak pejabat
segalanya langsung terpenuhi
mau mobil, dibelikan
mau motor, apalagi
tinggal wajah ini kumanjakan di depan mami-papi
langsung dibelikan
seluruh hasratku terladeni
sampai-sampai banyak perempuan telah kuganti satu-satu
akulah play boy

memang nikmat punya status anak orang tajir
segalanya tinggal duit yang bicara
tak perlu repot-repot mengasah akal dan kecerdasan
sebab untuk apa semua itu kalau nikmatnya dunia telah kulahap satu-satu
dunia ini telah kubuat tiarap di bawah terkaman hasrat yang tak pernah puas
akulah penikmat sejati

namun,
baru kusadari
bahwa sepasukan serigala ganas kini hendak melumatkan tubuh dan mencabik-cabik harga diri keluargaku
mereka datang dari segenap penjuru dunia mengabarkan desas-desus yang mematikan denyut nadi dan meremukkan tulang-tulang rusuk kami
segala media membius warta dengan lajur-lajur aksara yang amat pahit
manisnya madu yang telah terbiasa kami cicipi berganti sembilu dari comberan dosa

bahwa gedung-gedung keangkuhan dan istana kemewahan yang kami jadikan ukuran bagi diri kami kini telah roboh dan musnah terbakar oleh suara-suara karma dari kerajaan gaib
segala yang istimewa di mata kami kini hanyalah khayalan palsu bagai gunungan sampah yang mengonggok tinggi, lalu bau busuknya menyebar kemana-mana

dulu aku tak sadar
bahwa tubuhku yang gagah modis berotot dan selalu tampil bergaya stylish sampai yang serba mahal-mahal ini
ternyata hanyalah perkamen busuk yang dilumeri dengan noda-noda dari perasan keringat kaum marjinal di mana-mana
aku tak mengerti kalau aku dan segala prestise yang kutenteng kemana-mana hanyalah jerit duka bagi jutaan kaum papa yang dirampas hak-hak perutnya
pikiranku telah kelabu dirasuki berjuta rasa tak puas yang membuat aku melacurkan hatiku untuk menginjak-injak kepala yang tengadah berharap hari-harinya tak memerih sebab rasa lapar yang perih

kini kami hanyalah kata-kata yang penuh aib di setiap surat kabar yang terbit hari ini
karena bapakku seorang koruptor

Wednesday, August 13, 2008

Fasisme Topeng

Aku bertanya pada seorang kawan
tentang hakikat Tuhan pada wujud-wujud hamba yang serba jamak

di manakah adil itu terpahat dalam pigura ilahi di kanvas pergolakan insani
ketika semangat kultur rasisme mengendap di permukaan topeng modernitas

di manakah cawan keadilan itu jika cairan pluralitas itu terpaksa didisiplinkan
melalui terali monisme kultural yang menyerempet lewat kanal erotisme simulasi dan sihir representasi dari kotak televisi

aku heran melihat kenyataan yang serba seragam
sebuah paradoks sedang dipajang dari dapur-dapur identitas yang fobia keunikan

aku heran, aku ngeri
entah apa yang akan tercerapi nanti oleh bocah-bocah negeri ini yang lahir di tengah kaplingan fasisme budaya di negeri ini

Agustus

Agustus yang menjadi siklus keramat
bagi ultah negara kita yang sudah 63
Indonesia Raya menggelegar
burung garuda mengangkasa
naskah proklamasi menggaung di palung persada
simbol-simbol negara bersiaga,
meriam-meriam berdentuman
lalu semua digiring ke dalam liturgi nasional
untuk mereproduksi sebuah simulakrum
tentang merah putih yang gagah berani
tentang doktrin NKRI Sabang-Merauke
tentang mitos-mitos rakyat merdeka dan semesta berjuang
bahwa kemerdekaan dan kesejahteraan itu hanyalah dongeng dari negeri khayali
yang rakyat pribumi miskin tak sanggup mencerapinya lantaran keharusan menanggalkan kewarasan jiwa
bahwa kemakmuran hanyalah untuk korporat tambang, korporat non tambang dan semua setan korporat dunia
Agustus kali ini
masihkah penguasa negeri ini bermimpi?

Sekolahku Sayang

Teringat masa sekolah
waktu SD seragamku putih merah
kami diajarkan menyeragam
walau di kampungku tak ada sawah
namun belajar mengkhayal sawah
padahal kampungku bumi sagu, bumi cengkeh dan pala
tapi pikiran ditawan ke pulau Jawa

teringat masa remaja
punya seragam putih biru di bangku SMP
kami sekolah lalu kami teralienasi dari kehidupan nyata
belajar teori menusuk langit
apa daya tak kenal birunya laut dan wangi pasir putih Tanjung Papela
anak adat mau jadi Beyonce dan Bruce Willis
sio kasiangee...

teringat masa-masa di SMA
seragam putih abu-abu di tengah negeri yang tersulut api angkara
dunia mudaku kelabu, hanyut dalam pusaran darah dan air mata
pelajaran sekolah amburadul, duniaku kelabu
yang tersisa cuma keyakinan dan pikiran yang diteror cemas dan waspada
sebab pelajaran sekolah bermetamorfosis menjadi pelajaran perang
karena sekolahku karam di telaga skenario besar JAKARTA

Kabar Jalanan

Bagaimana mungkin engkau mengerti arti lapar bagi kaum miskin?
kalau perutmu kau sumpali sampai sesak dengan yang enak-enak setiap saat
lapar adalah derita yang menyata, lebih dekat dari gosip-gosip sampah selebriti
ia adalah kabar buruk setiap hari yang akan mengunjungi pintu istana angkuh dengan perlawanan
lapar adalah denyut pahit seisi gubuk kaum papa yang termarjinalkan di ketiak agenda-agenda korporatokrasi
ia adalah tangis perut yang terbungkam, saksi hidup bagi tirani penjagal rakyat
walau kabar yang datang dibuat sekedar himpunan kata tentang imaji lapar

Bagaimana mungkin engkau pahami orang miskin?
jikalau dentuman deritanya engkau sulap menjadi barang jualan di pasar PILKADA
tangis yang menderu pilu telah kau hardik dengan sepatu lars algojo pamong praja
anak-anak jalanan dan pengemis kau musuhi dengan PERDA,
lalu engkau sulapi ladang hidupnya menjadi pohon-pohon beton yang menjulang angkuh di kota ini

Bagaimana mungkin negeri ini akan merdeka tuntas?
kalau pabrik-pabrik, tambang-tambang, hutan rimba dan harta ibu pertiwi tak henti dirampok
kemakmuran hanyalah angan-angan di taman Aden
keadilan tinggal menjadi jargon partai politik penjual umat penggadai bangsa pelupa sejarah

Kini...
Indonesia nyata bukanlah Indonesia seperti cerita indah masa SD

Pusaka Jiwa

Sungguh ...
rasa itulah embun jiwa
wangi melati dari tamasya eksistensial
meruap dari celah usang geometri pikir

akal hanyalah layang-layang
yang hanya bisa meliuk tinggi
menyapa paras langit
lalu puas disapu terik dikulum angin

hati adalah palung cinta
dari samudra hakikat
jangan tanyakan bagaimana dalamnya
sebab lubuknya tersimpan misteri

di tempat paling dalam ada cinta bertahta
bagai mutiara yang berkilauan
cinta adalah pusaka jiwa
bagi hati yang tertawan

Bapak

bapakku...
malam ini aku mendengar nasihatmu
kata-katamu bagai embun dari percik mata air kautsar
dahaga batinku pulih

bapakku...
malam ini engkau membisikkan ketenangan
suaramu adalah guruh di kawah pertapa
sepi dan pesimis mengikis dari sini

bapakku...
malam ini engkau meneleponku
menyegarkan penat jiwaku yang beku
engkau telah mengingatkan daku
anakmu untuk bersabar

Sunday, June 29, 2008

maaf

Tuhan ...
maafkan aku
yang selama ini
menyapa-Mu
dengan kata

Tuhan ...
maafkan aku
yang selama ini
menyambangi-Mu
dengan pikir

Tuhan ...
maafkan aku
yang selama ini
hanya bisa
membangun persepsi
lewat metafora

Tuhan ...
maafkan aku
yang selama ini
mencium-Mu
lewat rasa

Tuhan ...
betapa jauhnya semua itu
Engkau terlalu sempurna
walau kata ini
pun tak sepadan

aku remuk

kawan...
maukah kutunjukkan siapakah fir'aun itu?

ini ...
lama bersemayam di sini
hati ini
jiwa yang kulacurkan demi hasrat rendah
aku kotor

akulah iblis
berhala latta dan uzza menggumpali dada
kelabu hidupku tak berarah kembali
aku terkutuk

kawan ...
maukah kuajari cara melihat dosa?

ini...
tataplah dekil rupaku yang nista
akulah dosa yang merupa sampah
tuangi dengan serapah asal kau suka
aku lusuh
cahayaku redup

Sunday, April 27, 2008

hancur

selubung rindu mempat
selaput mimpi koyak
mati menghampa
dalam gelap
senyap

kutukarMu dengan aku
bilikMu penuh amis
dalam diri tertawan
mati nelangsa
burai

jiwa tergadai
huhh, bulir cuap palsu
rusuh

Thursday, April 3, 2008

betulkah?

betulkah mereka melawan kapitalisme?
sedangkan tangan mereka menenteng ponsel buatan kapitais
betulkah mereka anti kapitalisme?
sedangkan baju, celana dan perabot rumah bermerek kapitalis
betulkah mereka mau menghancurkan kapitalisme?
sedangkan gaya bicara, tingkah laku pokoknya budaya hidup menjiplak kapitalis
betulkah mereka memboikot kapitalisme?
sedangkan bibir-bibir itu terlihat tak henti mengepulkan merek rokok kapitalis
betulkah kita ingin melenyapkan kapitalisme?
sedangkan pendidikan kita saja berjiwa kapitalis

Wednesday, March 19, 2008

katanya rakyat

mereka bilang negeri kita subur
hutan-hutan hijau lestari
sawah membentang rakyat sejahtera
dari sabang sampai merauke

tapi ...
mereka babat hutan-hutan itu
gunung dicungkil dilego untuk jalan pintas
katanya demi devisa
katanya untuk pembangunan
mana ...?

mereka klaim hutan ulayat ilegal
mereka bilang rakyat menyerobot hutan negara
huhh, padahal mereka tulis sendiri undang-undangnya
sawah petani dirampas
katanya domein negara

lihatlah ...
mereka merusak hutan
mereka menjual gunung-gunung dan laut yang kaya
untuk harga penyumpal keserakahan
ladang minyak dilego murah
gunung-gunung emas hanya untuk amerika
lalu rakyat indonesia makan batunya

ingatlah ...
jangan dikira rakyat masih lugu-lugu
jangan dikira rakyat akan tetap diam
bahwa kongkalikong mereka dengan boss-boss hph
bahwa perselingkuhan dengan imf dan world bank
takkan bisa menghalau kebenaran yang terang
takkan bisa menjagal gejolak yang mendidih
dari parit-parit kaum marjilan

rakyat miskin seindonesia bersatulah
kita rebut negeri kita
hancurkan tirani modal
tumpas bandit-bandit demokrasi
untuk pembebasan

sio kasiange'

hidup dibikin serba birokratis
mau ini, tanda tangan
mau itu, mohon tolong manut sembah membudak
akhirnya jadi susah-susah serba susah

hidup dibikin serba aturan rumit
yang kuat penguasa aturan
yang lemah harus bayar
mulai pusat sampai ke daerah

hidup dibikin serba kebohongan
manipulasi dibilang undang-undang
merampok dibilang korupsi
elite-elite mendominasi kata rakyat
lalu siapa sebenarnya rakyat?

logika hidup telah dikebuli
harapan tinggal cerita besar
namun rakyat tetaplah dalam derita
kalau begini, marilah bung kita berontak..!

Thursday, March 13, 2008

nak'

rupa-rupanya sejarah masih congkak
tentang kisah-kisah keajaiban yang dipoles agung
kita diajarkan tentang keluarbiasaan Pyramid, Sphinx, Borobudur, Tembok raksasa China
didikte oleh setiap bocah pembelajar sebagai monumen ajaib
namun bersembunyi di baliknya kisah besar perbudakan manusia atas manusia
berderet panjang sudah berabad-abad tubuh yang terkulai pasrah menghabiskan hidup sebagai budak takluk di bawah singgasana megah bertatahkan emas, intan berlian tiran
kemegahan yang dipuji mengapung di atas telaga darah dan air mata
begitu pula kita tahu bahwa istana-istana megah dan kota-kota indah beserta air mancur, taman dan gadis-gadis dan pemuda bermanja-manja romantis cabul di sekitarnya, di Belanda, Portugal, spanyol, Inggris, Prancis dan sekawanan serigala Eropa lain ...
itu megah, itu indah, itu maju, itu moderen, itu beradab, itu telanjang ...
itulah hasil curian, jarahan, rampokan, perkosaan, pembunuhan, kolonialisasi, imperialisasi dari desa-desa kampung-kampung hutan-hutan gunung-gunung di negeri kita, negeri tetangga kita dan negeri-negeri senasib sedunia ketiga
Spanyol kaya karena merampok Filipina, mencuri Halmahera, menjarah Brazil, memperkosa Bolivia dan hutan-hutan Indian semuanya
Portugal kaya karena merampok Maluku, Timor, Indian dan Afrika
Belanda kaya meraya oleh karena Indonesia dan senasibnya harus membudak kurus miskin
Inggris, Prancis, Italia dan serigala lainnya pula tak beda
jadi anakku ...
janganlah terlampau kagum dengan semua itu
simaklah pelajaran gurumu baik-baik dan pikirkan dalam-dalam
bahwa kemiskinan kita, kesulitan ongkos sekolahmu dan adik-adikmu
dan kemiskinan yang menghimpit ini
apalagi kehidupan yang serba naik ini nak ...
oleh karena tanah-tanah, gunung-gunung dan sungai-sungai di negeri ini telah dirampok seperti jaman dulu itu nak ... sekolahmu juga nak, akan dijual ...
makanya bapak hanya bisa kerja lembur apa saja seperti ini asal halal nak ...
biar esok pagi dapur kita bisa berasap lagi
kita memang miskin, tapi ini bukan nasib nak ...
kita dimiskinkan dari dulu-dulu sejak leluhur kita miskin-miskin
kalau gunung sudah dibeli pemodal
tanah sudah dirampas pemodal
hutan sudah dikapling tentara
sungai-sungai dijual
di mana lagi rakyat kecil bisa menanam padi, berkebun, mandi, minum dan bersama alam?
makanya nak ...
dunia ini sudah rusak
rakyat kecil selalu dijebak salah dan harus kalah
rakyat besar selalu dibuat benar dan harus menang
rakyat kecil adalah kita nak ...
rakyat besar itulah pemodal dan kaum-kaumnya yang rakus-pelit
janganlah malu dan merendah nak ...
kalau berteman dan bertemu dan bersitatap dengan anak-anak mereka di sekolahmu nak ...
kita tidak ditakdirkan miskin nak ... kita ini dimiskinkan oleh rakyat besar dan kaum-kaumnya
janganlah selalu percaya nak ... kalau gurumu membual tentang pemerintah, mendongeng tentang negeri kita yang kaya subur rakyat sejahtera
oleh karena pemerintah kita nak, hanya suka berbagi belanga dengan rakyat besar
untuk kita pemerintah hanya memberi janji nak ...
jangan percaya nak ... biarpun mereka dibilang haji, biar pula kepalanya berpeci, baju putih-putih, biar pula janjinya dengan ayat suci ...
nak, mereka itu pembohong, penipu besar ...
dunia ini sudah rusak nak ...
tapi tetaplah kuat, kita harus menang
bersama Tuhan nak ...


Tuesday, March 4, 2008

awas status quo

lihatlah...
si gondrong berwajah sangar
paling-aling hanya untuk menakuti para yunior
atau nongkrong di kampus menebar mesum dan menjagal perawan
paling-paling juga heroiknya pada tawuran membinatang lupa jiwa satria
paling-paling pandai menjilati iklan-iklan rokok,
menggerbongi agen kapitalis berjingkrak ironi melumeri ruang-ruang histeria menjadi paradoks
si gondrong yang enggan menatapi kanvas-kanvas usang berkibar di seantero negeri yang bergidik merana di tepian sejarah
semesta pikirnya mempat dikerubungi rumusan akademik ini itu demi menterengnya IPK dan determinisme cita-cita
nasib si gondrong yang ditilangi logika falus pendidikan sampah
menjadi bingkai-bingkai rutinitas mengerangkengi beratus-beribu civitas akademia dalam selubung akrobasi prosedural dan kurikulum pasar
si gondrong tetap rajin kuliah
si bukan gondrong pula tak kalah
semuanya, mahasiswa-mahasiwi berselancar mendulangi ekstase profan ulang-aliknya
terbayang ada roda gila mengobrak-abrik dalam juntrungan laku massal mengejar papas kang detak detik
lihatlah...
mereka lupa dan dibuat lupa oleh sekolah, oleh kampus
mereka telah menjadi pembelajar yang tuli dan buta hakikat jiwanya
buta akan ketidak adilan
tuli akan kebohongan