Friday, September 4, 2009

bunga

bunga-bunga indah di taman
mewangi semerbak memenuhi cakrawala dunia
harmoni warna menahta mahkota di atas kelopak-kelopak kokoh
indah busana alam menebar lembut di atas permadani rerumputan hijau
bunga-bunga penyeimbang wajah alam yang kadang liar
bunga adalah karya keindahan, persembahan bagi penikmat estetika
indah di setiap pandangan yang berulang-ulang
sejatinya keindahan itu melekat di sana, menjadi dirinya sebagai takdir abadi
bunga-bunga yang selalu indah di mana-mana...

seperti bunga, perempuan adalah karya keindahan primordial yang ditahbiskan lewat kalimat-kalimat suci, turun dari langit...
jangan katakan tidak ketika mata menyaksikannya telah indah
mereka seperti bunga, pesona lembut yang selalu menawan hati
indah berkali-kali di atas verifikasi empiris
memetiknya adalah anugerah seperti bunga-bunga di tengah taman
sumringah menguarkan pesona mistis bagi penikmat bunga-bunga
setangkai bunga seindah alkemi cinta yang menelusup menggetarkan urat nadi dari kenikmatan kehadiran cinta, bahasa cinta yang mengembang dari percikan raut indah makhluk terindah...
kata-kata sampai tak cukup mengungkapkan semuanya...

seperti bunga, perempuan selalu menjadi objek
sebab keindahan yang melekat di sana menjadi magnet bagi segala motif, entah eros entah thanatos
celaka bagi mereka, sebab keindahannya menjadi mangsa eksploitasi di atas alas narsisme...
tubuh begitu indah, tapi sayangnya, ibarat bunga, mereka hanyalah bunga-bunga yang tersisa untuk dikomersilkan...
setiap jengkal dari ukuran fisik menjadi reduksi ekonomis...

bunga dipetik dari taman, lalu bunga itu dipajang untuk sementara waktu, kemudian dinikmati untuk separuh waktu, sekejap kemudian keindahannya dicium, dipersembahkan dalam liturgi kasih-mengasih, sampai akhirnya bunga itu dicampakkan ke dalam tong sampah sebab bunga itu telah layu...

bunga-bunga indah di taman,
o' bunga-bunga perempuan...

(Tamalanrea, 4 September 2009)