Saturday, January 12, 2008

ahakore iblis

dentingan waktu kian menyenja
riak batin masih madah di tengah lentik masa
kumandang cinta melengking mengoyak relung hati
gelegar jantung mendentum saat henyuk
perih menyayat tak jera melongok wangi rindu
duri di tubuh menumbuh melukai tak apalah
demi regukan yang menyejukkan dahaga tandus
atas nama asma indah yang membulir kalbu
menghempas dalam badai demi tarian maut
menerjangi jeruji buas demi terkaman keabadian
regukan akhir menelangsa
sepi terkapar dalam rindu
getir merinding dalam ekstase rasa
hangus menjelaga demi seutas senyum
yang melumatkan Sinai dan merebahkan Musa
demi uluran kasihMu tak berbatas kira
cintaku menyelonjor dalam liukan ular sihir Fir'aun
memalsu dalam lakon bisu Sphinx dan Latta-Uzza
cinta ini bagai jubah kaum Luth yang dikutuk
kutanya diriku yang sempat meliar dengan cinta
kusumpal hasratku yang mengumbar dusta
aku terkapar dalam renung
hendak kusobek-sobek selaput batinku yang moreng
betapa aku telah jauh menghuyungi kawah nun gelap
lepas terjerembab menekuk kepalsuan
ikut tarian sihir yang menyihir atas nama cinta
atas nama cinta mengumbar materi rendah
melepuhkan diri dalam sengat yang mengobar
kini daguku menindih bumi
kini...
ingin kutiriskan air mata ini
tapi...
tapi kutakut terulang pula menjadi ahakore iblis
simbahan ratap yang hipokrit
namun tak mungkinkah itu?
kuulangi untuk kesekian tingkahku sedulu
dusta yang menggulung awan-awan palsu di dada
mamusar dalam gumpalan legam kebohongan
memuncratkan petir kesilauan indera nan palsu
tak sadar selamanya dalam jutaan siklus memimpi
prestasi dalam kepalsuan mimpi
prestasi yang menyulut arogansi
oleh karena naif dan dungu
prestasi yang sarkastik dengan terang mata
prestasi setinggi debu kusam
sehebat asap gelap menggumpal memanggang bumi
ingin hati mengurai kembali
kuurai simpul-simpul nalar yang tengik
simpul nalar yang mendepak kedalam kepatenan apriori
nalar yang membeku
buntu dan lapuk
bak rumah jagal memenjara nurani
kepicikan bak bayangan daun pintu
ia bahkan bergaya serbatas deritan daun pintu
duhai amat celakalah diri ini
menambatkan kuda tempur di kubangan rawa
namun tak apalah
semua itu mesti rontok
semua itu mesti luruh kena hantamanku yang terakhir kali
jeruji penghalang harus hengkang
aprioriku mesti meluas hingga horizon terbaru
kunanti dalam waswas kelebatan cahaya subuh
terawangan menjuntai lapisan diriku yang remuk
menangga menelisik petala langit
ingin kepelajari singkapan-singkapan itu
ajari aku duhai Maharajaku

*ahakore artinya alat press atau pengikat potongan kayu bakar yang diikat bergerombol berbentuk ulin atau roda dan terbuat dari bilah rotan halus atau akar kayu yang dipilin membentuk gelang besar. ahakore adalah bahasa lokal di desa pelauw, kabupaten maluku tengah. jadi ahakore iblis berarti konotasi dari lingkaran atau jerat iblis.