Wednesday, March 19, 2008

katanya rakyat

mereka bilang negeri kita subur
hutan-hutan hijau lestari
sawah membentang rakyat sejahtera
dari sabang sampai merauke

tapi ...
mereka babat hutan-hutan itu
gunung dicungkil dilego untuk jalan pintas
katanya demi devisa
katanya untuk pembangunan
mana ...?

mereka klaim hutan ulayat ilegal
mereka bilang rakyat menyerobot hutan negara
huhh, padahal mereka tulis sendiri undang-undangnya
sawah petani dirampas
katanya domein negara

lihatlah ...
mereka merusak hutan
mereka menjual gunung-gunung dan laut yang kaya
untuk harga penyumpal keserakahan
ladang minyak dilego murah
gunung-gunung emas hanya untuk amerika
lalu rakyat indonesia makan batunya

ingatlah ...
jangan dikira rakyat masih lugu-lugu
jangan dikira rakyat akan tetap diam
bahwa kongkalikong mereka dengan boss-boss hph
bahwa perselingkuhan dengan imf dan world bank
takkan bisa menghalau kebenaran yang terang
takkan bisa menjagal gejolak yang mendidih
dari parit-parit kaum marjilan

rakyat miskin seindonesia bersatulah
kita rebut negeri kita
hancurkan tirani modal
tumpas bandit-bandit demokrasi
untuk pembebasan

sio kasiange'

hidup dibikin serba birokratis
mau ini, tanda tangan
mau itu, mohon tolong manut sembah membudak
akhirnya jadi susah-susah serba susah

hidup dibikin serba aturan rumit
yang kuat penguasa aturan
yang lemah harus bayar
mulai pusat sampai ke daerah

hidup dibikin serba kebohongan
manipulasi dibilang undang-undang
merampok dibilang korupsi
elite-elite mendominasi kata rakyat
lalu siapa sebenarnya rakyat?

logika hidup telah dikebuli
harapan tinggal cerita besar
namun rakyat tetaplah dalam derita
kalau begini, marilah bung kita berontak..!

Thursday, March 13, 2008

nak'

rupa-rupanya sejarah masih congkak
tentang kisah-kisah keajaiban yang dipoles agung
kita diajarkan tentang keluarbiasaan Pyramid, Sphinx, Borobudur, Tembok raksasa China
didikte oleh setiap bocah pembelajar sebagai monumen ajaib
namun bersembunyi di baliknya kisah besar perbudakan manusia atas manusia
berderet panjang sudah berabad-abad tubuh yang terkulai pasrah menghabiskan hidup sebagai budak takluk di bawah singgasana megah bertatahkan emas, intan berlian tiran
kemegahan yang dipuji mengapung di atas telaga darah dan air mata
begitu pula kita tahu bahwa istana-istana megah dan kota-kota indah beserta air mancur, taman dan gadis-gadis dan pemuda bermanja-manja romantis cabul di sekitarnya, di Belanda, Portugal, spanyol, Inggris, Prancis dan sekawanan serigala Eropa lain ...
itu megah, itu indah, itu maju, itu moderen, itu beradab, itu telanjang ...
itulah hasil curian, jarahan, rampokan, perkosaan, pembunuhan, kolonialisasi, imperialisasi dari desa-desa kampung-kampung hutan-hutan gunung-gunung di negeri kita, negeri tetangga kita dan negeri-negeri senasib sedunia ketiga
Spanyol kaya karena merampok Filipina, mencuri Halmahera, menjarah Brazil, memperkosa Bolivia dan hutan-hutan Indian semuanya
Portugal kaya karena merampok Maluku, Timor, Indian dan Afrika
Belanda kaya meraya oleh karena Indonesia dan senasibnya harus membudak kurus miskin
Inggris, Prancis, Italia dan serigala lainnya pula tak beda
jadi anakku ...
janganlah terlampau kagum dengan semua itu
simaklah pelajaran gurumu baik-baik dan pikirkan dalam-dalam
bahwa kemiskinan kita, kesulitan ongkos sekolahmu dan adik-adikmu
dan kemiskinan yang menghimpit ini
apalagi kehidupan yang serba naik ini nak ...
oleh karena tanah-tanah, gunung-gunung dan sungai-sungai di negeri ini telah dirampok seperti jaman dulu itu nak ... sekolahmu juga nak, akan dijual ...
makanya bapak hanya bisa kerja lembur apa saja seperti ini asal halal nak ...
biar esok pagi dapur kita bisa berasap lagi
kita memang miskin, tapi ini bukan nasib nak ...
kita dimiskinkan dari dulu-dulu sejak leluhur kita miskin-miskin
kalau gunung sudah dibeli pemodal
tanah sudah dirampas pemodal
hutan sudah dikapling tentara
sungai-sungai dijual
di mana lagi rakyat kecil bisa menanam padi, berkebun, mandi, minum dan bersama alam?
makanya nak ...
dunia ini sudah rusak
rakyat kecil selalu dijebak salah dan harus kalah
rakyat besar selalu dibuat benar dan harus menang
rakyat kecil adalah kita nak ...
rakyat besar itulah pemodal dan kaum-kaumnya yang rakus-pelit
janganlah malu dan merendah nak ...
kalau berteman dan bertemu dan bersitatap dengan anak-anak mereka di sekolahmu nak ...
kita tidak ditakdirkan miskin nak ... kita ini dimiskinkan oleh rakyat besar dan kaum-kaumnya
janganlah selalu percaya nak ... kalau gurumu membual tentang pemerintah, mendongeng tentang negeri kita yang kaya subur rakyat sejahtera
oleh karena pemerintah kita nak, hanya suka berbagi belanga dengan rakyat besar
untuk kita pemerintah hanya memberi janji nak ...
jangan percaya nak ... biarpun mereka dibilang haji, biar pula kepalanya berpeci, baju putih-putih, biar pula janjinya dengan ayat suci ...
nak, mereka itu pembohong, penipu besar ...
dunia ini sudah rusak nak ...
tapi tetaplah kuat, kita harus menang
bersama Tuhan nak ...


Tuesday, March 4, 2008

awas status quo

lihatlah...
si gondrong berwajah sangar
paling-aling hanya untuk menakuti para yunior
atau nongkrong di kampus menebar mesum dan menjagal perawan
paling-paling juga heroiknya pada tawuran membinatang lupa jiwa satria
paling-paling pandai menjilati iklan-iklan rokok,
menggerbongi agen kapitalis berjingkrak ironi melumeri ruang-ruang histeria menjadi paradoks
si gondrong yang enggan menatapi kanvas-kanvas usang berkibar di seantero negeri yang bergidik merana di tepian sejarah
semesta pikirnya mempat dikerubungi rumusan akademik ini itu demi menterengnya IPK dan determinisme cita-cita
nasib si gondrong yang ditilangi logika falus pendidikan sampah
menjadi bingkai-bingkai rutinitas mengerangkengi beratus-beribu civitas akademia dalam selubung akrobasi prosedural dan kurikulum pasar
si gondrong tetap rajin kuliah
si bukan gondrong pula tak kalah
semuanya, mahasiswa-mahasiwi berselancar mendulangi ekstase profan ulang-aliknya
terbayang ada roda gila mengobrak-abrik dalam juntrungan laku massal mengejar papas kang detak detik
lihatlah...
mereka lupa dan dibuat lupa oleh sekolah, oleh kampus
mereka telah menjadi pembelajar yang tuli dan buta hakikat jiwanya
buta akan ketidak adilan
tuli akan kebohongan