Wednesday, December 31, 2008

palsu

dunia tidak adil,
politik tinggallah pelatuk yang mengabsahkan berjuta orang meregang nyawa
palestina, o' palestina...

dunia memang kerdil,
lembaga sejagat hanyalah nyonya meneer yang tetap membisu di depan bendoro feodal
racun tengik...

dunia hanyalah akuarium,
di luar terlihat indah, di dalam penuh kekangan dan penderitaan
korban tata dunia bejat...

Wednesday, December 24, 2008

dia

awalnya tak sengaja kujumpai dia
perkenalan yang biasa saja
tak ada rintik hujan, tak ada kembang melati
panas mentari tetap biasa, kucing mengeong pun biasa
lalu roda waktu berputar, aku berhembalang tanpa arah pasti
tak ada oase tempat aku menambatkan penat
pencarian yang nyaris tanpa arti
pasrah kuturuni lembah suram
di punggungku kengerian batu cadas
bekal hanyalah pucuk-pucuk angsana
mungkinkah itu? sangat mungkin karena
ini hanyalah dongeng biasa yang kadang
menjadi basi, selalu diulang, mau lagi diputar ulang
dongeng dari imaji para pencari
kutemui dia di tengah gunungan sampah,
di ngarai angker, di keramaian pasar, di sekolah-sekolah biksu
dia yang tak mau disebut namanya karena menabukan sombol-simbol
peri yang tak bertongkat, biksu yang melukis parodi di kanvas kuning
imam yang mengangkat megafon di jalanan menombaki tiran dengan ayat suci
lalu aku hanyalah pencari yang selalu mengembara
sahara di tanduk hitam kugoresi, lalu ingin kusapa murid Dalai Lama yang teguh bersemedi di ketiak himalaya dan Aung San Suu Kyi di rumah sekap...
dia yang menjadi metafora tak pernah lekang dalam rinai jiwaku

puyenk

dia yang baru aku kenal
tingginya semampai
bodinya aduhai
matanya indah
menawanku dalam pekatnya kabut pagi
pikiran warasku terjerat
jiwa terpilin benang-benang putih
merajut dalam hening
mengepakkan sayap menusuk atap mimpi
dalam mabuk indah para darwis
menggumam syatahaat dari lengkingan burung attar
terbang meninggi berarak kepulan nujum
telah beribu doa kupanahkan ke langit
demi memagut bibir indah itu
demi kupetik kuncup yang baru mekar
aku mengenal dia di kampus hijau
wajah indah merembang pesona
tapi haruskah aku menjadi maniak tubuh?
penikmat rona pipi tembam, wajah imut dan manis itu?
o' begitukah rasanya menjadi lelaki
yang mengokang tegaknya jati diri dengan nalar kelamin?
hu... hu... huu...

Sunday, December 14, 2008

hukumku hukum kamu

kemarin kau bertanya, aku menjawab tak tahu
kemarin kau menuduh, aku tak bergeming
kemarin kau mendakwa, aku tetap begini
kemarin dan hari ini aku menang
besok pula akan aku beli semua tuduhmu

mulut pintarku mampu melipat-lipat
akalku jalan, siapa peduli mereka
aku bukan bunga bangkai
yang mudah kau rajangi kenalpot busuk
aku hanyalah pembeli yang enggan diusik

hukum adalah permainan
tempat aku berselancar bebas
dengan duit aku di atas angin
karena dengan mudah aku menyumpali mereka
yang katanya punggawa hukum itu

Friday, October 10, 2008

politisi busuk

aku heran
ada orang berbondong-bondong
hendak menjadi wakil kita di parlemen
padahal mereka itu banyak pemain lama yang sudah terbukti gagal
dan telah nyata aib busuknya sebagai perampok harta rakyat

aku heran
mereka menebar iklan basa-basi indah
sok satria penyelamat dengan jargon-jargon palsu
janji ini dan janji itu lalu janji terlupa di gedung dewan

aku muak
melihat orang-orang yang sok elitis feodalis tai kucing
katanya demi rakyat demi orang banyak
nyatanya demi dia sendiri demi keluarganya
bulsheett...

ayolah rakyat yang hidup sama susah sama sengsara
jangan pilih politisi busuk yang kerjanya rampok melulu

Thursday, August 21, 2008

ternyata bapakku koruptor

memang enak jadi anak pejabat
segalanya langsung terpenuhi
mau mobil, dibelikan
mau motor, apalagi
tinggal wajah ini kumanjakan di depan mami-papi
langsung dibelikan
seluruh hasratku terladeni
sampai-sampai banyak perempuan telah kuganti satu-satu
akulah play boy

memang nikmat punya status anak orang tajir
segalanya tinggal duit yang bicara
tak perlu repot-repot mengasah akal dan kecerdasan
sebab untuk apa semua itu kalau nikmatnya dunia telah kulahap satu-satu
dunia ini telah kubuat tiarap di bawah terkaman hasrat yang tak pernah puas
akulah penikmat sejati

namun,
baru kusadari
bahwa sepasukan serigala ganas kini hendak melumatkan tubuh dan mencabik-cabik harga diri keluargaku
mereka datang dari segenap penjuru dunia mengabarkan desas-desus yang mematikan denyut nadi dan meremukkan tulang-tulang rusuk kami
segala media membius warta dengan lajur-lajur aksara yang amat pahit
manisnya madu yang telah terbiasa kami cicipi berganti sembilu dari comberan dosa

bahwa gedung-gedung keangkuhan dan istana kemewahan yang kami jadikan ukuran bagi diri kami kini telah roboh dan musnah terbakar oleh suara-suara karma dari kerajaan gaib
segala yang istimewa di mata kami kini hanyalah khayalan palsu bagai gunungan sampah yang mengonggok tinggi, lalu bau busuknya menyebar kemana-mana

dulu aku tak sadar
bahwa tubuhku yang gagah modis berotot dan selalu tampil bergaya stylish sampai yang serba mahal-mahal ini
ternyata hanyalah perkamen busuk yang dilumeri dengan noda-noda dari perasan keringat kaum marjinal di mana-mana
aku tak mengerti kalau aku dan segala prestise yang kutenteng kemana-mana hanyalah jerit duka bagi jutaan kaum papa yang dirampas hak-hak perutnya
pikiranku telah kelabu dirasuki berjuta rasa tak puas yang membuat aku melacurkan hatiku untuk menginjak-injak kepala yang tengadah berharap hari-harinya tak memerih sebab rasa lapar yang perih

kini kami hanyalah kata-kata yang penuh aib di setiap surat kabar yang terbit hari ini
karena bapakku seorang koruptor

Wednesday, August 13, 2008

Fasisme Topeng

Aku bertanya pada seorang kawan
tentang hakikat Tuhan pada wujud-wujud hamba yang serba jamak

di manakah adil itu terpahat dalam pigura ilahi di kanvas pergolakan insani
ketika semangat kultur rasisme mengendap di permukaan topeng modernitas

di manakah cawan keadilan itu jika cairan pluralitas itu terpaksa didisiplinkan
melalui terali monisme kultural yang menyerempet lewat kanal erotisme simulasi dan sihir representasi dari kotak televisi

aku heran melihat kenyataan yang serba seragam
sebuah paradoks sedang dipajang dari dapur-dapur identitas yang fobia keunikan

aku heran, aku ngeri
entah apa yang akan tercerapi nanti oleh bocah-bocah negeri ini yang lahir di tengah kaplingan fasisme budaya di negeri ini

Agustus

Agustus yang menjadi siklus keramat
bagi ultah negara kita yang sudah 63
Indonesia Raya menggelegar
burung garuda mengangkasa
naskah proklamasi menggaung di palung persada
simbol-simbol negara bersiaga,
meriam-meriam berdentuman
lalu semua digiring ke dalam liturgi nasional
untuk mereproduksi sebuah simulakrum
tentang merah putih yang gagah berani
tentang doktrin NKRI Sabang-Merauke
tentang mitos-mitos rakyat merdeka dan semesta berjuang
bahwa kemerdekaan dan kesejahteraan itu hanyalah dongeng dari negeri khayali
yang rakyat pribumi miskin tak sanggup mencerapinya lantaran keharusan menanggalkan kewarasan jiwa
bahwa kemakmuran hanyalah untuk korporat tambang, korporat non tambang dan semua setan korporat dunia
Agustus kali ini
masihkah penguasa negeri ini bermimpi?

Sekolahku Sayang

Teringat masa sekolah
waktu SD seragamku putih merah
kami diajarkan menyeragam
walau di kampungku tak ada sawah
namun belajar mengkhayal sawah
padahal kampungku bumi sagu, bumi cengkeh dan pala
tapi pikiran ditawan ke pulau Jawa

teringat masa remaja
punya seragam putih biru di bangku SMP
kami sekolah lalu kami teralienasi dari kehidupan nyata
belajar teori menusuk langit
apa daya tak kenal birunya laut dan wangi pasir putih Tanjung Papela
anak adat mau jadi Beyonce dan Bruce Willis
sio kasiangee...

teringat masa-masa di SMA
seragam putih abu-abu di tengah negeri yang tersulut api angkara
dunia mudaku kelabu, hanyut dalam pusaran darah dan air mata
pelajaran sekolah amburadul, duniaku kelabu
yang tersisa cuma keyakinan dan pikiran yang diteror cemas dan waspada
sebab pelajaran sekolah bermetamorfosis menjadi pelajaran perang
karena sekolahku karam di telaga skenario besar JAKARTA

Kabar Jalanan

Bagaimana mungkin engkau mengerti arti lapar bagi kaum miskin?
kalau perutmu kau sumpali sampai sesak dengan yang enak-enak setiap saat
lapar adalah derita yang menyata, lebih dekat dari gosip-gosip sampah selebriti
ia adalah kabar buruk setiap hari yang akan mengunjungi pintu istana angkuh dengan perlawanan
lapar adalah denyut pahit seisi gubuk kaum papa yang termarjinalkan di ketiak agenda-agenda korporatokrasi
ia adalah tangis perut yang terbungkam, saksi hidup bagi tirani penjagal rakyat
walau kabar yang datang dibuat sekedar himpunan kata tentang imaji lapar

Bagaimana mungkin engkau pahami orang miskin?
jikalau dentuman deritanya engkau sulap menjadi barang jualan di pasar PILKADA
tangis yang menderu pilu telah kau hardik dengan sepatu lars algojo pamong praja
anak-anak jalanan dan pengemis kau musuhi dengan PERDA,
lalu engkau sulapi ladang hidupnya menjadi pohon-pohon beton yang menjulang angkuh di kota ini

Bagaimana mungkin negeri ini akan merdeka tuntas?
kalau pabrik-pabrik, tambang-tambang, hutan rimba dan harta ibu pertiwi tak henti dirampok
kemakmuran hanyalah angan-angan di taman Aden
keadilan tinggal menjadi jargon partai politik penjual umat penggadai bangsa pelupa sejarah

Kini...
Indonesia nyata bukanlah Indonesia seperti cerita indah masa SD

Pusaka Jiwa

Sungguh ...
rasa itulah embun jiwa
wangi melati dari tamasya eksistensial
meruap dari celah usang geometri pikir

akal hanyalah layang-layang
yang hanya bisa meliuk tinggi
menyapa paras langit
lalu puas disapu terik dikulum angin

hati adalah palung cinta
dari samudra hakikat
jangan tanyakan bagaimana dalamnya
sebab lubuknya tersimpan misteri

di tempat paling dalam ada cinta bertahta
bagai mutiara yang berkilauan
cinta adalah pusaka jiwa
bagi hati yang tertawan

Bapak

bapakku...
malam ini aku mendengar nasihatmu
kata-katamu bagai embun dari percik mata air kautsar
dahaga batinku pulih

bapakku...
malam ini engkau membisikkan ketenangan
suaramu adalah guruh di kawah pertapa
sepi dan pesimis mengikis dari sini

bapakku...
malam ini engkau meneleponku
menyegarkan penat jiwaku yang beku
engkau telah mengingatkan daku
anakmu untuk bersabar

Sunday, June 29, 2008

maaf

Tuhan ...
maafkan aku
yang selama ini
menyapa-Mu
dengan kata

Tuhan ...
maafkan aku
yang selama ini
menyambangi-Mu
dengan pikir

Tuhan ...
maafkan aku
yang selama ini
hanya bisa
membangun persepsi
lewat metafora

Tuhan ...
maafkan aku
yang selama ini
mencium-Mu
lewat rasa

Tuhan ...
betapa jauhnya semua itu
Engkau terlalu sempurna
walau kata ini
pun tak sepadan

aku remuk

kawan...
maukah kutunjukkan siapakah fir'aun itu?

ini ...
lama bersemayam di sini
hati ini
jiwa yang kulacurkan demi hasrat rendah
aku kotor

akulah iblis
berhala latta dan uzza menggumpali dada
kelabu hidupku tak berarah kembali
aku terkutuk

kawan ...
maukah kuajari cara melihat dosa?

ini...
tataplah dekil rupaku yang nista
akulah dosa yang merupa sampah
tuangi dengan serapah asal kau suka
aku lusuh
cahayaku redup

Sunday, April 27, 2008

hancur

selubung rindu mempat
selaput mimpi koyak
mati menghampa
dalam gelap
senyap

kutukarMu dengan aku
bilikMu penuh amis
dalam diri tertawan
mati nelangsa
burai

jiwa tergadai
huhh, bulir cuap palsu
rusuh

Thursday, April 3, 2008

betulkah?

betulkah mereka melawan kapitalisme?
sedangkan tangan mereka menenteng ponsel buatan kapitais
betulkah mereka anti kapitalisme?
sedangkan baju, celana dan perabot rumah bermerek kapitalis
betulkah mereka mau menghancurkan kapitalisme?
sedangkan gaya bicara, tingkah laku pokoknya budaya hidup menjiplak kapitalis
betulkah mereka memboikot kapitalisme?
sedangkan bibir-bibir itu terlihat tak henti mengepulkan merek rokok kapitalis
betulkah kita ingin melenyapkan kapitalisme?
sedangkan pendidikan kita saja berjiwa kapitalis

Wednesday, March 19, 2008

katanya rakyat

mereka bilang negeri kita subur
hutan-hutan hijau lestari
sawah membentang rakyat sejahtera
dari sabang sampai merauke

tapi ...
mereka babat hutan-hutan itu
gunung dicungkil dilego untuk jalan pintas
katanya demi devisa
katanya untuk pembangunan
mana ...?

mereka klaim hutan ulayat ilegal
mereka bilang rakyat menyerobot hutan negara
huhh, padahal mereka tulis sendiri undang-undangnya
sawah petani dirampas
katanya domein negara

lihatlah ...
mereka merusak hutan
mereka menjual gunung-gunung dan laut yang kaya
untuk harga penyumpal keserakahan
ladang minyak dilego murah
gunung-gunung emas hanya untuk amerika
lalu rakyat indonesia makan batunya

ingatlah ...
jangan dikira rakyat masih lugu-lugu
jangan dikira rakyat akan tetap diam
bahwa kongkalikong mereka dengan boss-boss hph
bahwa perselingkuhan dengan imf dan world bank
takkan bisa menghalau kebenaran yang terang
takkan bisa menjagal gejolak yang mendidih
dari parit-parit kaum marjilan

rakyat miskin seindonesia bersatulah
kita rebut negeri kita
hancurkan tirani modal
tumpas bandit-bandit demokrasi
untuk pembebasan

sio kasiange'

hidup dibikin serba birokratis
mau ini, tanda tangan
mau itu, mohon tolong manut sembah membudak
akhirnya jadi susah-susah serba susah

hidup dibikin serba aturan rumit
yang kuat penguasa aturan
yang lemah harus bayar
mulai pusat sampai ke daerah

hidup dibikin serba kebohongan
manipulasi dibilang undang-undang
merampok dibilang korupsi
elite-elite mendominasi kata rakyat
lalu siapa sebenarnya rakyat?

logika hidup telah dikebuli
harapan tinggal cerita besar
namun rakyat tetaplah dalam derita
kalau begini, marilah bung kita berontak..!

Thursday, March 13, 2008

nak'

rupa-rupanya sejarah masih congkak
tentang kisah-kisah keajaiban yang dipoles agung
kita diajarkan tentang keluarbiasaan Pyramid, Sphinx, Borobudur, Tembok raksasa China
didikte oleh setiap bocah pembelajar sebagai monumen ajaib
namun bersembunyi di baliknya kisah besar perbudakan manusia atas manusia
berderet panjang sudah berabad-abad tubuh yang terkulai pasrah menghabiskan hidup sebagai budak takluk di bawah singgasana megah bertatahkan emas, intan berlian tiran
kemegahan yang dipuji mengapung di atas telaga darah dan air mata
begitu pula kita tahu bahwa istana-istana megah dan kota-kota indah beserta air mancur, taman dan gadis-gadis dan pemuda bermanja-manja romantis cabul di sekitarnya, di Belanda, Portugal, spanyol, Inggris, Prancis dan sekawanan serigala Eropa lain ...
itu megah, itu indah, itu maju, itu moderen, itu beradab, itu telanjang ...
itulah hasil curian, jarahan, rampokan, perkosaan, pembunuhan, kolonialisasi, imperialisasi dari desa-desa kampung-kampung hutan-hutan gunung-gunung di negeri kita, negeri tetangga kita dan negeri-negeri senasib sedunia ketiga
Spanyol kaya karena merampok Filipina, mencuri Halmahera, menjarah Brazil, memperkosa Bolivia dan hutan-hutan Indian semuanya
Portugal kaya karena merampok Maluku, Timor, Indian dan Afrika
Belanda kaya meraya oleh karena Indonesia dan senasibnya harus membudak kurus miskin
Inggris, Prancis, Italia dan serigala lainnya pula tak beda
jadi anakku ...
janganlah terlampau kagum dengan semua itu
simaklah pelajaran gurumu baik-baik dan pikirkan dalam-dalam
bahwa kemiskinan kita, kesulitan ongkos sekolahmu dan adik-adikmu
dan kemiskinan yang menghimpit ini
apalagi kehidupan yang serba naik ini nak ...
oleh karena tanah-tanah, gunung-gunung dan sungai-sungai di negeri ini telah dirampok seperti jaman dulu itu nak ... sekolahmu juga nak, akan dijual ...
makanya bapak hanya bisa kerja lembur apa saja seperti ini asal halal nak ...
biar esok pagi dapur kita bisa berasap lagi
kita memang miskin, tapi ini bukan nasib nak ...
kita dimiskinkan dari dulu-dulu sejak leluhur kita miskin-miskin
kalau gunung sudah dibeli pemodal
tanah sudah dirampas pemodal
hutan sudah dikapling tentara
sungai-sungai dijual
di mana lagi rakyat kecil bisa menanam padi, berkebun, mandi, minum dan bersama alam?
makanya nak ...
dunia ini sudah rusak
rakyat kecil selalu dijebak salah dan harus kalah
rakyat besar selalu dibuat benar dan harus menang
rakyat kecil adalah kita nak ...
rakyat besar itulah pemodal dan kaum-kaumnya yang rakus-pelit
janganlah malu dan merendah nak ...
kalau berteman dan bertemu dan bersitatap dengan anak-anak mereka di sekolahmu nak ...
kita tidak ditakdirkan miskin nak ... kita ini dimiskinkan oleh rakyat besar dan kaum-kaumnya
janganlah selalu percaya nak ... kalau gurumu membual tentang pemerintah, mendongeng tentang negeri kita yang kaya subur rakyat sejahtera
oleh karena pemerintah kita nak, hanya suka berbagi belanga dengan rakyat besar
untuk kita pemerintah hanya memberi janji nak ...
jangan percaya nak ... biarpun mereka dibilang haji, biar pula kepalanya berpeci, baju putih-putih, biar pula janjinya dengan ayat suci ...
nak, mereka itu pembohong, penipu besar ...
dunia ini sudah rusak nak ...
tapi tetaplah kuat, kita harus menang
bersama Tuhan nak ...


Tuesday, March 4, 2008

awas status quo

lihatlah...
si gondrong berwajah sangar
paling-aling hanya untuk menakuti para yunior
atau nongkrong di kampus menebar mesum dan menjagal perawan
paling-paling juga heroiknya pada tawuran membinatang lupa jiwa satria
paling-paling pandai menjilati iklan-iklan rokok,
menggerbongi agen kapitalis berjingkrak ironi melumeri ruang-ruang histeria menjadi paradoks
si gondrong yang enggan menatapi kanvas-kanvas usang berkibar di seantero negeri yang bergidik merana di tepian sejarah
semesta pikirnya mempat dikerubungi rumusan akademik ini itu demi menterengnya IPK dan determinisme cita-cita
nasib si gondrong yang ditilangi logika falus pendidikan sampah
menjadi bingkai-bingkai rutinitas mengerangkengi beratus-beribu civitas akademia dalam selubung akrobasi prosedural dan kurikulum pasar
si gondrong tetap rajin kuliah
si bukan gondrong pula tak kalah
semuanya, mahasiswa-mahasiwi berselancar mendulangi ekstase profan ulang-aliknya
terbayang ada roda gila mengobrak-abrik dalam juntrungan laku massal mengejar papas kang detak detik
lihatlah...
mereka lupa dan dibuat lupa oleh sekolah, oleh kampus
mereka telah menjadi pembelajar yang tuli dan buta hakikat jiwanya
buta akan ketidak adilan
tuli akan kebohongan

Friday, February 29, 2008

instanisme

jarum-jarum jam berjingkrak
berulang-ulang namun terus
biarpun telapak ini segera menyandera
tapi sang mentari tetap menyetrika
pendulum masa menerobos jaman
serba cepat, singkat, instan
detik memenit, menjam
hari meminggu, membulan
tahun baru lagi uban siap-siap meranggas
dan manusia tetaplah bertabiat lamat rapuh

deru kapal terbang bising mesin penarik gerbong
tak usah galau lambat lelah melancongi benua
gedung mentereng serba saji ini itu
senyum manis-manis necis perlente teken beres
gincu servis simulakrum sesaat saja asal dibayar
ada mie instan ada nasi instan ada transaksi instan
dan manusia tergerus defenisi yang asli dan pura-pura

Friday, February 8, 2008

nuun

bayangkanlah
setiap hari semua rakyat mogok nonton tv
mereka pula mogok ke mall
mogok merokok
mogok makan ayam amerika
apa jadinya dunia..?

bayangkanlah
setiap hari rakyat makan tak boros
rajin puasa sunnah
ibadah ikhlas dan sadar
hidup sederhana
apa jadinya dunia..?

bayangkanlah
setiap hari rakyat membaca
setiap hari rakyat menulis
setiap hari rakyat berdiskusi
apa jadinya dunia..?

bayangkanlah
setiap hari rakyat semakin sadar dunia
rakyat melek politik
rakyat mendesir sendiri
rakyat bergolak
apa jadinya dunia..?

bayangkanlah
intelektual itu bernama rakyat
apa jadinya dunia..?

kupikir revolusi bung..!

Monday, February 4, 2008

katakata

seumpama kata
belenggu rasa

seumpama kata
rapalkan mantra

seumpama kata
hunuskan asa

seumpama kata
bebaskan raga

seumpama kata
penyambung doa

Sunday, February 3, 2008

lima februari

lima februari empat tujuh
himpunan mahasiswa islam lahir
lewat ide lafran pane de ka ka
di sekolah tinggi islam jogja

lima februari dua ribu delapan
ha em i masih ada
di pundak mahasiswa islam indonesia
intelektual pribumi

lima februari setiap tahun
ha em i milad
hijau perisai iman
hitam pena ilmu

lima februari kali ini
ha em i di tahun keenam satu
terpaut dua tahun usia er i
banyak asam garam

lima februari kali ini
masih seperti kemarin
umat islam lemah
bangsa terpuruk

lima februari kali ini
hijau hitam masih berkibar
merah putih nyaris dijual
korupsi merajalela

kulihat

kulihat tiga orang tua di depanku membincang istilah
ada proposisi, proporsi, hipotesis
dan urusan mengenai paper mereka
dua ibu dan satu bapak
di depanku di dalam rental pengetikan
mereka berdiskusi mengenai bahan penelitian
aku teringat beberapa tahun lalu
saat aku terlibat dalam diskusi serius
di tengah forum pelatihan kader
di tengah forum diskusi
di saat sepi menggelayut aku membaca
ketika kucoba melahap sebanyak mungkin gramatika hidup
itu telah berlalu
kini dan nanti kukira tak sama
orang tua paruh baya itu masih bicara
mahasiswa lanjut kesehatan rupanya
kulihat ada api hidup di suara-suara itu

Saturday, February 2, 2008

ruangan pemuda

ruangan temaran
mereka memanggang kata
menggumam ide
bertukar pikir

ruangan kuliah
mereka susun langkah
masih sama
membulat tekad

ruangan terang
mereka berkumpul lagi
masih serupa
membahas yang itu

ruangan terbuka
di emperan
kelompok itu masih ada
geliatnya serupa
mengutuk realitas

ruangan terbuka
mereka diskusi
hanya anak-anak muda
yang masih percaya

ruangan terbuka
hanya mahasiswa minorita
yang masih yakin

ruangan terbuka
hanya yang terpilih
yang bergelora

ruangan terbuka
mereka ada
kini di jalanan
bersuara dan melawan

ruangan terbuka
masih di jalan
mereka ditembaki
dihajar seperti penjahat

ruangan terbuka
mereka ada
untuk rakyat

ruangan tertutup
mereka tak boleh ada
karena yang ada
hanyalah elite rakus

Tuesday, January 29, 2008

iyyaakana'budu...

talas tak layak menunduk untuk ubi jalar
sebab keduanya sebangsa ubi
sebangsa sederajat selevel tak boleh saling tunduk marut
mount everest dan fuji akan sama sebab berpuncak berkarang berkerak liku-liku selevel pula
gunung dengan gunung tak patut saling patuh
karena misteri sinai akan terjadi luluh hancur ambruk
begitu pula manusia
apa guna jadi manusia kalau ujung-ujungnya tunduk marut lunglai madah nurut sembah sujud harap takluk kepada sesama manusia..?
kalau demikian terjadilah bencana perbudakan budaya
perbudakan ideologis
perbudakan spiritual
manusia hilang kemanusiaannya sendiri
takluk di bawah konsep-konsep palsu perbudakan ideologi
padahal hanya ada iyyaakana'buduwa iyyaakanasta'iin

Friday, January 25, 2008

tanya

buat apa jadi manusia kalau tak merdeka..?
buat apa punya akal kalau tak berpikir..?
buat apa punya hati kalau hatinya membatu..?
apa gunanya hati kalau ia beku..?
apa gunanya hati kalau tak punya nur..?
hati jadi cermin
cermin yang baik tak boleh dekil
apalagi kusam penuh bercak noda
retak...!
kalau begtiu boleh jadi bukanlah cermin hati dibawa
menuju hempasan deru malam mentasbih siang menggulung sejarah
ia hanyalah pualam kaku mengkilap semu
ia membatu di ketiak bumi
menjadi sohib kawanan reptil tak punya akal tak miliki hati
ia hanyalah onggokan
senyawa-senyawa partikel
proses ini reaksi kimiawi itu denyut biologis ini gerak fisik itu
ia hanyalah lokus bertubuh tanpa jiwa
kayu bakar...
ia hanyalah arca
hampa ruh lenyap spirit cinta hakiki

Tuesday, January 22, 2008

asyura

kidung duka melantun dari pusara sayyidina husain
karbala epos kesyahidan cucu rasulullah
sepuluh muharram berabad lampau
terjangan maut saat tempur gagah berani melompati logika untung rugi menang kalah laga biasa
tragedi pertarungan kekuatan sejarah qabil dan habil
auman serigala kebuasan lengkap cakar bisa taring runcing siap melumat sekawanan kijang tak bertaring gerigi buldozer
denting pedang ringkikan kuda kabut debu gurun terik karbala seolah naik pitam atas kebuasan yang memburu tikaman ini dan sabetan itu
luka dan darah menyimbah sesama umat
deru kavaleri membabat sekawanan pasukan kecil yang masih bertahan teguh untuk bakti menegak prinsip nilai panji panji titah suci tak berlumur hawa nafsu bejat duniawi ashabiyah otoriterisme dinasti kekuasaan jhiliyah arabiyah
di manakah cucu nabi tak kau lihat? oo...
tak mau kusebut itu tak mau teramat sedih teralampau meniris kalbu
duka tragis batin membara kala kenang
asyura adalah satu tonggak di antara beratus tonggak kesyahidan
ia dikenang untuk menggugah nilai memperteguh prinsip
asyura adalah wafatnya cucu rasulullah dan muslimin satria yang teguh pada nilai
aku hanya merenungnya dari tonggak yang kutatap

Tuesday, January 15, 2008

lara di bumi


duniaku berlari
hariku terbirit-birit
bumi mendulum kencang
awan tak kalah bak kesetanan
awan tak lagi putih
legam bernoda memerih rintih
langit berparas culas
bintang hanyalah kunang-kunang
tanahku kuburanku
hanya membongkah kering
duhh paceklik
curahan hujan menyimbah bah
kala sengat mentari bergilir
ia memanggang sampai legam
kerontong penuh debu
lapar, dahaga, larat jadi tumbal
kian waktu membirit kian parah wajah bumiku
tetanaman telah diganti belulang cor dan besi baja
pabrik-pabrik mengepul racun di paras langit
tak hanya itu
sungai menjadi comberan limbah
sungai sendiri hampir punah namanya
sungai yang nyaris tak berair
dan hutan-hutan menjadi tumbal kebijakan jalan pintas
hutanku rusak alamku hancur
tapi mengapa tikaman-tikaman membebat bumi itu dibiarkan?
mengapa sedari dulu mereka melacurkan ilmu-ilmunya?
aku tahu
aku dari kecil sudah dengar pula
kalau bangsa kita sangat kaya buminya
pun orang-orang cerdas tak ketinggalan
dulu bangsaku banyak orang ahli
tapi mengapa ilmu itu digadaikan demi keserakahan narsis?
tapi mengapa mereka tak beramal dengan ilmunya?
tapi mengapa mereka mencabik bumiku dengan disertasi dan kumpulan riset penjilat?
tapi mengapa mereka tega menjual kekayaan bumiku atas kredo pembangunan yang nihil itu?
tapi mengapa ilmuwan tak membela bumi?
tak membela orang banyak yang masih butuh bumi untuk dicangkuli?
tak mengusir pencaplok-perampok asing kapitalis?
malanglah bumi ini
bumiku dan bumimu
bumi kita bersama
kini...
saat kerusakan telah menampar wajah dunia
saat kerusakan menjadi parah
saat kerusakan mengancam kepentingan mereka pula
saat itulah baru suara-suara munafik itu berkukuruyuk
dikira fajar hendak menyingsing, padahal senja hampir kiamat
saat bumi nyaris ekarat
saat kekeringan menggila
saat lumpur meneggelamkan pabrik-pabrik mereka
saat es kutub nyaris menenggelamkan istri dan anak-anak mereka
saat mereka telah membunuh jutaan manusia di irak, afghanistan, palestina atas nama demokrasi
saat dunia kian memanas
atmosfir memanggang
saat telinga mereka dijewer
saat itulah ada kelabakan orang yang pura-pura buta dan tuli
saat ujung pisau mengancam batang leher
barulah lolongan globalwarming melengking ke sana kemari
proyek 're' setelah 'me' berhembalang di tiap sudut bumi yang menua dalam lengah
reboisasi, rehabilitasi hutan dan lahan, rekonstruksi negeri korban, redemokrasi, reliberalisasi dan seterusnya proyek omong kosong
dan kian rumit membuat kita ikut bingung
akhirnya bumi merintih
sakit...
panas...
rontok...
kering...
banjir...
darah...
namun...
kisah rakus tak berhenti bung...!
ia menguat dan makin dekat mencekik leher
ialah rezim modal kapitalis yang berwajah ganda

aku...
aku sendiri jadi bingung sampai kini

Saturday, January 12, 2008

ahakore iblis

dentingan waktu kian menyenja
riak batin masih madah di tengah lentik masa
kumandang cinta melengking mengoyak relung hati
gelegar jantung mendentum saat henyuk
perih menyayat tak jera melongok wangi rindu
duri di tubuh menumbuh melukai tak apalah
demi regukan yang menyejukkan dahaga tandus
atas nama asma indah yang membulir kalbu
menghempas dalam badai demi tarian maut
menerjangi jeruji buas demi terkaman keabadian
regukan akhir menelangsa
sepi terkapar dalam rindu
getir merinding dalam ekstase rasa
hangus menjelaga demi seutas senyum
yang melumatkan Sinai dan merebahkan Musa
demi uluran kasihMu tak berbatas kira
cintaku menyelonjor dalam liukan ular sihir Fir'aun
memalsu dalam lakon bisu Sphinx dan Latta-Uzza
cinta ini bagai jubah kaum Luth yang dikutuk
kutanya diriku yang sempat meliar dengan cinta
kusumpal hasratku yang mengumbar dusta
aku terkapar dalam renung
hendak kusobek-sobek selaput batinku yang moreng
betapa aku telah jauh menghuyungi kawah nun gelap
lepas terjerembab menekuk kepalsuan
ikut tarian sihir yang menyihir atas nama cinta
atas nama cinta mengumbar materi rendah
melepuhkan diri dalam sengat yang mengobar
kini daguku menindih bumi
kini...
ingin kutiriskan air mata ini
tapi...
tapi kutakut terulang pula menjadi ahakore iblis
simbahan ratap yang hipokrit
namun tak mungkinkah itu?
kuulangi untuk kesekian tingkahku sedulu
dusta yang menggulung awan-awan palsu di dada
mamusar dalam gumpalan legam kebohongan
memuncratkan petir kesilauan indera nan palsu
tak sadar selamanya dalam jutaan siklus memimpi
prestasi dalam kepalsuan mimpi
prestasi yang menyulut arogansi
oleh karena naif dan dungu
prestasi yang sarkastik dengan terang mata
prestasi setinggi debu kusam
sehebat asap gelap menggumpal memanggang bumi
ingin hati mengurai kembali
kuurai simpul-simpul nalar yang tengik
simpul nalar yang mendepak kedalam kepatenan apriori
nalar yang membeku
buntu dan lapuk
bak rumah jagal memenjara nurani
kepicikan bak bayangan daun pintu
ia bahkan bergaya serbatas deritan daun pintu
duhai amat celakalah diri ini
menambatkan kuda tempur di kubangan rawa
namun tak apalah
semua itu mesti rontok
semua itu mesti luruh kena hantamanku yang terakhir kali
jeruji penghalang harus hengkang
aprioriku mesti meluas hingga horizon terbaru
kunanti dalam waswas kelebatan cahaya subuh
terawangan menjuntai lapisan diriku yang remuk
menangga menelisik petala langit
ingin kepelajari singkapan-singkapan itu
ajari aku duhai Maharajaku

*ahakore artinya alat press atau pengikat potongan kayu bakar yang diikat bergerombol berbentuk ulin atau roda dan terbuat dari bilah rotan halus atau akar kayu yang dipilin membentuk gelang besar. ahakore adalah bahasa lokal di desa pelauw, kabupaten maluku tengah. jadi ahakore iblis berarti konotasi dari lingkaran atau jerat iblis.

Tuesday, January 8, 2008

Jejakku Dibajak Aku

aku harus memilih
mengikuti Allah ataukah hawa nafsu
mengorbankan ismail-ku atau terlena dalam penduaan
kalau begini terus, hati ini gelisah
padahal cinta ini untuk Allah semata
haruskah kugadaikan cinta akbar ini?
aku taku ya Allah
aku takut kehancuran
aku takut murka-Mu
au harus memutuskan
aku harus keras atas diriku
tebtu aku belum adil atas diriku
mengetahui jalan menuju hakikat
namun...
hawa nafsu selalu mengingkari
hawa nafsu memasang jerat
dan aku terlena
ooh diri yang lemah
memang aku sangat lemah
tipu daya ini melenakkan
di manakah takbir idul adha-ku kemarin?
ooh diri yang sakit
betapa hancur oleh kenaifan
haruskah begini tak berakhir?
ya Allah...
Tuhanku
Rabbku
aku t'lah menduakan-Mu
menukar zikir dengan nafsu
ya Allah...
ampunilah kebodohan ini
au menyesal
aku mau bertobat
aku mau kembali
tunjukilah ia
bimbinglah tuk merangkak
aku terpapah
kurindu ...
ashirat almustaqiem
lawanku kian menikam ya Kabiir
nafsu yang bergeliat
bertengkar dalam diam
aku menyesal ya Allah...
iriku pada langit dan bumi-Mu
yang patuh dalam kepasrahan total
betapa aku tergelincir hanya demi debu-debu yang rendah itu
semuanya memang tak berharga sama sekali dibanding Wajah-Mu yang Agung
dibanding kasih-Mu yang tak bermarjin
dan aku telah melacurkan nikmat itu...
ketundukanku imitasi
ibadahku candu
zikirku lip service
batinku hampa
aku menjerit takut
ooh...