Wednesday, August 13, 2008

Kabar Jalanan

Bagaimana mungkin engkau mengerti arti lapar bagi kaum miskin?
kalau perutmu kau sumpali sampai sesak dengan yang enak-enak setiap saat
lapar adalah derita yang menyata, lebih dekat dari gosip-gosip sampah selebriti
ia adalah kabar buruk setiap hari yang akan mengunjungi pintu istana angkuh dengan perlawanan
lapar adalah denyut pahit seisi gubuk kaum papa yang termarjinalkan di ketiak agenda-agenda korporatokrasi
ia adalah tangis perut yang terbungkam, saksi hidup bagi tirani penjagal rakyat
walau kabar yang datang dibuat sekedar himpunan kata tentang imaji lapar

Bagaimana mungkin engkau pahami orang miskin?
jikalau dentuman deritanya engkau sulap menjadi barang jualan di pasar PILKADA
tangis yang menderu pilu telah kau hardik dengan sepatu lars algojo pamong praja
anak-anak jalanan dan pengemis kau musuhi dengan PERDA,
lalu engkau sulapi ladang hidupnya menjadi pohon-pohon beton yang menjulang angkuh di kota ini

Bagaimana mungkin negeri ini akan merdeka tuntas?
kalau pabrik-pabrik, tambang-tambang, hutan rimba dan harta ibu pertiwi tak henti dirampok
kemakmuran hanyalah angan-angan di taman Aden
keadilan tinggal menjadi jargon partai politik penjual umat penggadai bangsa pelupa sejarah

Kini...
Indonesia nyata bukanlah Indonesia seperti cerita indah masa SD

0 comments: