di tengah kawah pertapa
gelap di bawah tajuk lebat
hanya cericau burung dan nyanyian kadal gunung menemani sunyi
lobang-lobang batu menyiratkan kesuraman
sementara langit yang cerah di atas dedauan eucaliptus
menyengir perlahan disurut awan yang berarak cepat
udara sejuk menirapkan lecut rasa yang telah tertawan
desauan angin dari sebelah punggung cadas meradangi luka dari raga yang dilumat masa
hingga lumut-lumut kerak yang menyungging di lekuk karang tak sabar menyeletuk kecut
meronta atas kegilaan yang ditarikan jaman yang lupa akan kodrat dan selaput maut
merinding dalam sepi di kolong langit yang tengah ekstase
kawah yang mengendapkan ego diri menyulang takdir
dari anak adam yang rindu pada hamparan ilalang
demi kasih-Nya yang langsung tanpa kata
Wednesday, March 18, 2009
rindu pulang
Posted by
Rus'an Latuconsina
at
12:37 AM
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
1 comments:
wah, puisinya bertajuk "pulang" jd nyeri mengingat noda diri
Post a Comment